f Januari 2018 ~ Urwatun Wursqa
  • Pondok Pesantren Mafaza Yogyakarta

    Sebuah Pondok pesantren yang ada di Yogyakarta, tempatku membangun karakter dan mental dengan ilmu agama yang diajarkan...

  • Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

    Sebuah kampus yang akan membangun kader pemimpin bangsa dan penegak hukum yang amanah dan dapat dipercaya http://uin-suka.ac.id/...

  • Kampus MAN Lab. UIN Yogyakarta

    Lembaga setingkat SMA, yang dalam lembaga itu aku memulai belajar berorganisasi, belajar bertanggung jawab, serta belajar menjadi pemimpin...

  • Kementrian Agama Republik Indonesia

    Salah satu kementrian yang ada dalam susunan penerintahan, yang suatu saat nanti aku akan menjadi pemimpin di Kementrian Agama Tersebut...

Rabu, 10 Januari 2018

DOWNLOAD Kitab Mustadrak 'ala Shahihain.PDF Karya al-Hakim al-Naisaburi



Al-Mustadrak ala ash-Shahihain (Bahasa Arab: المستدرك على الصحيحين) adalah kitab koleksi hadits yang disusun oleh Hakim al-Naisaburi (w. 405 H) setebal lima jilid. Al-Hakim menyusun kitab ini pada tahun 393 H (1002 M) ketika dia berumur 72 tahun. Kitab ini memuat 9045 hadits Dia menyatakan bahwa seluruh hadits didalamnya adalah shahih menurut syarat (metode yang dipakai) Imam Bukhari dan atau Imam Muslim


Silahkan klik link dibawah ini untuk mendownload kitab ini dalam format pdf
Versi 1
 CoverCover 
Juz 1
Juz 2
Juz 3
Juz 4
Juz 5

Versi 2 
DOWNLOAD


I'jazul Qur'an.ppt



I’jazul Qur’an itu seniri merupakan bentuk idhafah,menurut Imam Zarqani “I’jazul Qur’an secara bahasa berarti di tetapkannya Al Qur’an itu melemahkan bagi yang akan menandinginya. Adapun pengertian mu’jizat menurut theology (mutakallimin) adalah munculnya sesuatu hal yang berbeda dengan kebiasaan yang terjadi di dunia (khariqun adah) untuk menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para ulama.

Yang berminat untuk mendownload format microsoft power poin, silahkan klik download

MAKALAH METODOLOGI TAKHRIJ AL-HADIS



MAKALAH
METODOLOGI TAKHRIJ AL-HADIS
Mahasiswa AS – UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta



ALI MUTOHAR
(16350039)

Dosen Pembimbing:
MANSUR, S.Ag., M.Ag.

JURUSAN AL-AHWAL ASY-SYAKHSIYYAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017



PEMBAHASAN
TAKHRIJ AL-HADIS

A.    Pengertian Takhrij Al-Hadis

Kata Takhrij (تَخْرِيجْ ) secara bahasa berasal dari kata kharraja (خَرَّجَ) yang berarti jelas atau tampak.[1] Selain itu pengertian takhrij yang populer adalah ألاستنباط : mengeluarkan sebagaimana dalam kamus الاستخرج dan الاخراج yang berarti mengeluarkan. Selain itu, التوجيه : menerangkan, sebagaimana perkataan خرّخ المئلة , yang berarti: وجّهها artinya menjelaskan masalah.[2]
Secara istilah pengertian takhrij sebagai berikut:
1.      Takhrij menurut para ahli hadis
a.      Takhrij sinonim dari kata ikhraj yang mempunyai arti memperlihatkan hadis kepada orang lain dengan menyebutkan tempat pengambilannya, yaitu para perawi dalam sanad hadis.[3]
b.      Takhrij adalah menjelaskan asal usul hadis yang belum diketahui perawi dan martabat hadis, tetapi populer dimasyarakat.[4]
c.       Takhrij berarti menunjuk asal-usul hadis dan menjelaskan sumber pengambilan hadis yang disusun oleh mukharijnya secara langsung.[5]
2.      Takhrij menurut Mahmud At-Tahhan adalah
التخريخ هو الدّلالة على موضع الحديث فى مصا دره الاصليّة الّتى اخرخته بسنده ثمّ بيان مرتبته عند الحاجة
Takhrij adalah menunjukkan tempat hadis pada sumber aslinya yang dijelaskan sanad kemudian martabatnya sesuai keperluan.[6]
Berdasarkan pengertian takhrij dari para ahli hadis di atas maka dapat dikatakan bahwa takhrij hadis secara istilah adalah menjelaskan dan memperlihatkan asal-usul hadis yang populer di masyarakat kepada orang lain guna mengetahui perawi, sanad dan martabat hadis tersebut dalam kita aslinya.

B.     Langkah-langkah Takhrij Al-Hadis dengan Kitab Hadis

Ada beberapa metode atau jalan yang bisa ditempuh dalam melakukan takhrij hadis[7], yaitu sebagai berikut:
1.      Takhrij bi Al-Lafzh (salah satu lafal dalam hadis).
2.      Takhrij bi Awwal Al-Matan (lafal pertama matan hadis).
3.      Takhrij bi Al-Rawi Al-A’la (perawi paling atas/sahabat yang meriwayatkannya).
4.      Takhrij bi Al-Maudhu’ (tema hadis).
5.      Takhrij bi Al-Shifah Al-Hadis (klasifikasi hadis).
Berikut ini penjabaran dari masing-masing metode diatas:
1.      Takhrij bi Al-Lafzh
Takhrij bi Al-Lafzh adalah penelitaian hadis dengan menggunakan lafal matan yang ada dalam hadis baik berupa kata benda maupun kata kerja yang berada diawal, tengah, akhir ataupun dimana saja penggalan lafadz matan hadis tersebut. Metode ini memerlukan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Hadis an-Nabawi yang disusun oleh orientalis Belanda  bernama Dr. A. J. Wensinck dan kawan-kawannya.[8]
Langkah pertama untuk mentakhrij dengan metode ini ialah menentukan lafal yang asing untuk dijadikan kata kuncinya. Kemudian kembalikan lafal tersebut kedalam bentuk dasarnya, dan mencarinya dalam kitab al-Mu’jam. Misalnya hadis yang berbunyi :
لايؤمن احدكم حتّى يحبّ لأخيه ما يحبّ لنفسه
Pilihlah salah satu lafal yang akan dijadikan kata kuncinya يحبّ misalnya. Selanjutnya lafal tersebut dikembalikan kepada bentuk aslinya yaitu حبّ  , maka hadis tersebut akan ditemukan di jilid pertama halaman 405 dalam bentuk kata احبّ . Hadis tersebut setelah ditelusuri ditemukan dalam halaman 407, dengan bunyi takhrijnya sebagai berikut:
.... حتّى يحبّ لأخيه اوقال لجاره ما يخبّ لنفسه  م ايمان   ۷۲‚۷۱ – خ ايمان ۷ – ت قيا مة ۵۹ ن ايمان ۱۹(..) , ۳۳ – جه مقدمه ۹, جنائزا دى إستئدان ۵, رقاق ۲۹, حم ۱, ۷۹, ۳, ۱۷٦, ۲۰٦, ۲۵۱, ۲۷۲, ۲۷۸, ۲۸۹
Penjelasan kode hadis diatas:[9]
a.       Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya  dengan tema “al-Iman” nomor 71 dan 72.
b.      Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam shahihnya, dengan tema  “al-Iman” nomor 7.
c.       Hadis diatas berada dalam kitab Sunan Turmudzi, dengan tema “al-Qiyamah” nomor 59.
d.      Hadis diatas diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dalam Sunannya, dengan tema “al-Iman” nomor 19 dan 33, dan diulangi lafalnya dalam hadis nomor 29.
e.       Hadis diatas diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunannya, dengan tema  “al-Jana’iz” nomor 1.
f.       Hadis tersebut diriwayatkan oleh ad-Darimy dalam Sunannya, dengan tema “al-Isti’dzan” nomor 5 dan nomor 29 dengan tema Riqaq.
g.      Hadis diatas diriayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam musnadnya pada jilid 1 halaman 79, jilid 3 halaman 176, 206, 251, 272, 278, 289
2.      Takhrij bi Awwal Al-Matan
Takhrij bi Awwal Al-Matan adalah metode takhrij hadis dengan mengetahui lafal pertama dalam matan hadis, sesuai dengan urutan huruf hijaiyah dan alfabetis, sehingga mempermudah dalam pencarian hadis yang dimaksud. Peneliti harus tau betul lafal awal dari matan hadis jika menggunakan metode takhrij ini. Sehingga dapat diketahui huruf pertama dari lafal matan hadis tersebut. Sebagai contoh hadis yang berbunyi[10]
ما من مسلم يشاك شوكة فما فوقها الاّ كتبت له بها درجة ومحيت عنه بها خطيئة  (رواه مسلم)
Langkah untuk mentakhrij dengan metode ini sebagai berikut:
a.       Lafal pertamanya  ما  maka buka pada bab mim  ( م )
b.      Kemudian carilah huruf kedua yaitu alif  ( ا )  setelah huruf mim ( م ) tersebut.
c.       Selanjutnya huruf-huruf  mim ( م ) lalu sin (  س) serta lam ( ل ) dan mim (م  )
d.      Begitulah seterusnya sesuai dengan matan hadis yang dicari sesuai huruf hijaiyah.
Dalam penggunaan metode ini ada beberapa kitab yang dapat digunakan dalam men-takhrij hadis yaitu:
a.       Al-Jami’ As-Shaghir Min Hadits Al-Basyir Al-Nadzir karangan Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-Suyuti As-Syafi’i.[11]
Cara mentakhrij hadis dengan kitab ini dengan mengetahui lafal pertama matan hadis. Kemudian di cari dalam babnya, apabila lafalnya diawali dengan huruf tsa’ maka dicari pada bab tsa’. Selanjutnya mencari huruf kedua, ketiga dan seterusnya secara berurutan.
Contoh takhrij hadis dengan kitab ini, yaitu hadis yang sudah populer dimasyarakat yang berbunyi:
الطّهور شطر الايمان¸ والحمدلله تملأالميزان, وسبحنان الله والحمدلله تملآن ما بين السماء والارض, والصلاة نور, والصدقة برهان, والصبر ضياء, والقران حجّة لك او عليك, كلّ الناس يغد فبائع نفسه فمعتقها اومبقها ( حم م ت عن ابى مالك الاشعرىّ صح )
Hadis diatas berada dalam bab huruf nun yang ber-lam ta’rif  dengan kode setelah hadis yang mempunyai maksud:
1)      حم م ت maksudnya hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Muslim dan Imam Turmudzi dari Abu Malik Al-‘Asy’ari.
2)      صح  maksudnya derajat hadis ini adalah shahih.
Setelah mengetahui kitab apa  saja yang memuat hadis tersebut, selanjutnya mencari hadis di dalam masing-masing kitab, dan mengungkap hadis tersebut apa adanya.
b.      Al-Fathu Al-Kabir Fii Dhammi Az-Ziyadati Ila Al-Jami’ Ash-Shaghir karya Jalaluddin Abdur Rahman bin Abu Bakar As-Suyuti As-Syafi’i, yang dikarang setelah selesanya kitab Al-Jami’As-Shaghir.[12]
Penggunaan kitab ini sama dengan kitab sebelumnya, hanya saja apabila menemukan huruf Zay  ( ز ) menandakan bahwa hadis tersebut diambil dari Ziyadah al-Jami’ (Kitab al-Jami’ ash-Shaghir Min Hadis al-Basyir al-Nadzir).
Contoh takhrij hadis dengan kitab ini sebagai berikut:
ادا ادرك احدكم سجدة من صلاة العصر قبل ان تغرب الشّمس فليتمّ صلا ته, واد ادراكسجدة من صلاة الصبح قبل ان تطلع الشّمس فليتمّ صلاته.  (ز)- الحديث- (خ ن) عن ابى هريرة.
Hadis di atas tertulis di jilid I halaman 70.
Cara membaca kode hadis yaitu: Hadis ini dinukilkan dari kitab Al-Ziyadah al-Jami’, diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Nasa’i dari Abu Hurairah.
c.       Al-Jami’ Al-Azhar Min Hadits An-Nabiy Al-Anwar karya Abdu ar-Rauf bin Taju ad-Din Ali bin Al-Haddady an-Manawi Al-Qahiry As-Syafi’i.
Penggunaan kitab ini sama dengan kitab sebelumya, yaitu dengan mengetahui lafal awal matan hadis, kemudian mencarinya sesuai huruf lafal awal mantan tersebut. Apabila didahului huruf alif dan lam maka dicari huruf selanjutnya setelah kedua huruf tersebut, misalnya: البرّما اطمأ نّت اليه النّفس maka dicari pada bab hurif ba’.
Apabila kita mengetahui potongan hadis yang berbunyi
تها دوا تحابوا  maka kita cari pada huruf ta’ dan dilanjutkan huruf ha’, dan akan ditemukan hadis lengkapnya yang berbunyi
تهادوا تحابّوا وهاجروا توارثوا اولادكم مجدا.
Penjelasannya bahwa hadis ini berasal dari Aisyah dan diriwayatkan oleh at-Thabarani dalam kitabnya Mu’jam al-Kabir. Selanjutnya buka kitab tersebut dan didapat sanad bernama Abu Hatim yang belum diketahui biografinya.
3.      Takhrij bi Al-Rawi Al-A’la
Metode takhrij hadis ini dilakukan dengan melihat atau menemukan nama sahabat yang meriwayatkan hadis yang ingin ditakhrij.[13] Dalam hal ini nama sahabat harus diketahui sebagai syarat awal pentakhrijan dengan metode ini. Apabila sebaliknya, nama sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut tidak diketahui maka metode ini tidak akan bisa digunakan.
Kitab-kitab yang dapat digunakan untuk membantu men-takhrij hadis dengan metode ini sebagai berikut:
a.       Kitab  Tuhfatu Al-Asyraf bi Ma’rifati Al-Athraf ­[14]
Cara menggunakan metode ini adalah dengan mengetahui nama sahabat periwayat hadis. Apabila sahabat tersebut meriwayatkan banyak hadis seperti Abu Hurairah dan Siti Aisyah maka perlu mengetahui perawi dibawahnya agar pengtakhrijan berjalan efisien.
Contoh adalah hadis dari  Jabir bin Abdullah yang berbunyi
انّ رسول الله صلى الله عليه وسلّم قا ل: إذا خطب احدكم المرأة فإن استطاع ان ينظر الى ما يدعوه الى نكاحها فليفعل
Untuk mencari hadis tersebut, yang  pertama  yaitu mencari hadis  yang di riwayatkan Jabir bin Abdullah dan tulusuri hingga mendapatkan hadis yang dimaksud. Dalam kitab ini bunyi hadis yang dimaksud yaitu
وقدابن عبدالرّحمن بن سعدبن معاذالانصارىّ لاوسىّ المدنىّ عن جابر ۳۱۲٤ حديث, اذا .... فليفعل , دفىى النكا ( ۱۹) ....
Maksudnya adalah bahwa hadis ini terdapat dalam kitab sunan Abu Daud, kitab al-Nikah bab 19.

4.      Takhrij bi Al-Maudhu’
Mentakhrij dengan metode ini dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu tema hadis yang akan ditakhrij. Metod ini digunakan oleh orang-orang yang sudah pandai bahasa arab dan mempunyai pengetahuan luas, karena dengan begitu seorang pentakhrij dapat mengetahui tema hadis tersebut.[15]
Terkadang dalam satu hadis memuat berbagai tema sekaligus. Sikap yang harus kita ambil adalah mencari salh satu tema yang dikandung dalam hadis tersebut. Misalnya hadis yang berbunyi
أتاني آت من ربّى فأخبرني: انّه من مات من أمّتي لايثرك بالله شيئا دخل الجنّة, قال: فقلت وان زنى وان سرق, قال: وان زنى وان سرق(رواه مسلم والترمذى والنسئى)[16]
Hadis ini dapat dicari dengan tema tauhid, zina dan mencuri, karena hadis diatas mengandung tiga tema tersebut.
Kitab hadis yang dapat digunakan untuk mentakhrij hadis dengan metode ini antara lain:
a.       Kanzul Al-Ummali Fii Sunan Al-Aqwali Wa Al-Afali karya Syeikh Imam ‘Alim Kabiir Muhaddits Ali bin Hassamuddin Abdul Malik bin Qadhi Khan, atau yang terkenal dengan al-Muttaqy al-Syadzily Al-Madiny Al-Burhan Faury Al-Hindy.[17]
Cara mentakhrij hadis dengan kitab ini yaitu mengetahui terlebih dahulu tema hadis, kemudian membuka tema tersebut dalam daftar indeks kitab, dan apabila sudah ditemukan tema tersebut, telusuri hadis yang ada hingga menemukan hadis yang dimaksud. Selanjutnya menjelaskan kode-kode yang ada dan menisbatkannya kepada para imam periwayat hadis.
Contoh takhrij dengan dengan metode ini sebagai berikut:
لاحسد الاّ فى اثنين رجل آتاه الله القرآن فهو يقومبه آنا ءاللّيل وآنا ءالنّهار ورجل آتاه الله  مالا فهو ينفقه اناءاللّيل وانا ءالنّهار

Hadis ini berada dalam bab Fadhl ak-Qur’an, hadis nomor 2339 halaman 522 juz, maka akan didapati takhrij padanya hadis tersbut:
حم ق ت ه عن ابن عمر
Kode diatas mempunya maksud hadis ini dinisbatkan kepada Imam Ahmad, Bukhori, Turmudzi, dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar.
5.      Takhrij bi Al-Shifah Al-Hadis
Metode ini adalah cara menelusuri hadis berdasarkan status hadis. seperti penelusuran hadis maudhu’, hadis mutawatir, hadis mursal, hadis masyhur, dan sebagainya.[18]
Penelusuran hadis berdasarkan status hadis dapat dilakukan dengan kitab-kitab khusus. Misalnya  ingin menelusuri hadis maudhu’ maka hadis tersebut dapat dicari pada kitab-kitab hadis maudhu misalnya kitab Al-Maudhu’at karya Ibnu Al-Jauzi. [19] Apabila ingin menelusuri hadis-hadis mutawatir dapat dicari pada kitab-kitab hadis mutawatir misalnya kitab Al-Azhar Al-Mutanasirah fi Al-Akbar Al-Mutawatirah karya As-Suyuti, kitab Nadhamu Al-Mutanasiri Min Al-Hadisi Al-Mutawatiri karya Muhammad bin Ja’far Al-Kattani.[20]
C.    Takhrij Hadis Melalui Compact Disc (CD) atau Software Hadis
Seiring bertambahnya kemajuan teknologi kegiatan takhrij bisa dilakukan dengan mudah tanpa menggunakan kitab-kitab hadis induk yang berjilid-jilid.  Kegiatan takhrij dapat dilakukan dengan bantuan CD Room atau Sofware hadis yang saat ini sudah berkembang pesat. Salah satu contoh sofware hadis yang bisa digunakan untuk mentakhrij adalah Lidwa Pustaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadis.
Dengan software Lidwa Pustaka i- Software ini seorang pentakhrij hadis dapat mengetahui hadis beserta para perawi dan martabatnya. Hal yang demikian dikarenakan setiap hadis sudah di beri bagan para perawi dan kommentar dari para ulama mengenai perawi tersebut. Selain itu, dalam sofware ini juga diberi hadis penguat untuk mempermudah menentukan martabat atau kualitas dari hadis yang ditakhrij.
Langkah-langkah takhrij hadis dengan menggunakan software hadis ini secara umum tidah jauh berbeda dengan cara mentakhrij hadis dengan kitab-kitab hadis. Langkah-langkah takhrij hadis dengan software Lidwa Pustaka i-software – Kitab 9 Imam Hadis  sebagai berikut:
a.       Menentuakan metode yang akan digunakan, misalnya menggunakan metode takhrij bi al-Lafazh.
b.      Jika menggunakan metode Takhrij bi al-Lafzh maka harus mengetahui matan yang ingin ditakhrij.
c.       Selanjutnya, carilah lafal yang ingin dijadikan acuan dalam pecarian matan hadis tersebut.
d.      Bukalah software Lidwa Pustaka i-Software –Kitab 9 Imam Hadis tersebut, kemudian klik pada menu cari kata.
e.       Klik terlebih dahulu Arabic (karena lafal yang digunakan dalam bahasa arab) dan pilih periwayat hadisnya (klik pilih semua jika mencari hadisnya dalam kitab kutubu at-tis’ah)
f.       Tulis lafal yang sudah dijadikan acuan, dan klik cari.
g.      Setelah itu akan muncul dimana saja hadis tersebut berada. Klik masing-masing kitab untuk mencari hadis yang dimaksud.
h.      Apabia sudah ketemu hadis yang dimaksud, kita dapat melihat perawi dan hadis penguatnya untuk mengetahui martabat atau kualitas hadis yang ditakhrij.

Contoh takhrij hadis dengan mengguakan software hadis[21] sebagai berikut :
a)      Metode                                    : takhrij bi al-Lafzh
b)      Matan yang dikertahui            : تنكح النساء  لأربع: لمالها,ولحسبها
c)      Lafal yang dijadikan acuan     :   تنكح
d)     Hasil takhrij                             :
Dalam software hadis Lidwa Pustaka i-  Software – Kitab 9 Imam Hadits  yang memuat kutubu at-Tis’ah, hadis tersebut terdapat dalam kitab  7 (Tujuh) induk kecuali Imam Malik dan At-Tirmidzi. Dari Tujuh kitab imam tersebut ada sedikit perbedaan lafal dari setiap riwayat, pembahasannya sebagai berikut:
1.      Riwayat Bukhari
Hadis tersebut terdapat pada nomor 4700 dalam kitab nikah, bab “al-ikfau fi ad-Din” ( الأكفا ء فى الدين ) sukufu dalam agama yang diriwayatkan oleh abu Hurairah  R.A. Secara lengkap hadis ini sebagai berikut:
حدّثنا مسدّد حدّثنا يحيى عن عبيد الله قال حدّثنى سعيدبن أبي سعيد عن أبيه عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم قال تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها وجمالها ولدينيها فاظّفر بدات الدّين تريبت يداك
Dalam software Lidwa pustaka, hadis diatas mempunyai beberapa hadis penguat yaitu:
a.    Hadis yang diriwayatkan Abu Daud nomor 1751 tentang anjuran menikahi wanita yang beragama.
b.    Hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hambal nomor 9156 dalam bab Musnad Abu Hurairah Radhiallahu anhu.
c.    Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim nomor 2661 dalam bab sunahnya menikahi wanita yang baik agamanya.
d.   Hadis yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i nomor 3178 dalam bab dimakruhkan menikahi laki-laki pezina.
e.    Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah nomor 1848 dalam bab menikahi wanita yang paham agama.
2.      Riwayat Muslim
Dalam kitab Shahih Muslim, hadis tersebut terdapat dalam kitsb “menyusui” nomor 2661 bab “sunah menikahi wanita yang baik agamanya”  (استجباب نكاح دات الدين) yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Hadis ini secara lengkao sebagai beriku:
حدّثن زهيربن حرب ومحمّدبن المثنّى وعبيد الله بن سعيد قالو حدّثنا يحيى بن سعيد عن عبيدالله أخبرني سعيدبن أبيسعيد عن أبيه عن أبي هريرة عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم قال تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظّفر بذات الدّين تربت يداك
Dalam software Lidwa Pustaka, Hadis diatas terdapat hadis penguat diantaranya:
a.       Hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari nomor 4700 dalam bab Sukufu Agama.
b.      Hadis yang diriwayatkan Abu D'aud nomor 1751 dalam bab anjuran menikahi wanita yang beragama.
c.       Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah nomor 1848 dalam bab menikahi wanita yang paham agama.
d.        Hadis yang diriwayatkan An-Nasa’i nomor  3178 dalam bab dimakruhkan menikahi laki-laki pezina.
3.      Riwayat Abu Daud
Hadis tersebut terdapat dalam Kitab Sunan Abu Daud bab “anjuran menikahi wanita beragama” ( مايؤمربه تزويج ذات الدين ) nomor 1751 yang diriwayatkan oleh abu Hurairah RA.  Secara lengkap hadis ini sebagai berikut:
حدّثنا مسدّد حدّثنا يحي يعني بن سعيد حدّثني عبيدالله حدّني سعيد بن أبي سعيد عن أبيه عن أبي هريرة عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم قال تنكح النّساء لأربر لمالها لحسبها ولجمالها ولدينها فاظّفر بذات الدّين تربت يداك
Dalam software Lidwa Pustaka, hadis penguatnya yaitu sebagai berikut:
a.       Hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hambal nomor 9157 dalam bab Musnad Abu Hurairah Radhiallahu Anhu.
b.      Hadis yang diriwayatkan An-Nasa’i nomor 3178 dalam bab dimakruhkan menikahi laki-laki pezina.
c.       Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah nomor 1848 dalam bab menikahi wanita yang paham agama.
d.      Hadis yang diriwayatkan Muslim nomor 2661 dalam bab sunahnya menikahi wnaita yang baik agamanya.
e.       Hadis yang diriwayatkan Bukhari nomor 4700 dalam bab sukufu dalam agama.
4.      Riwayat Ibnu Majah
Dalam kitab Sunan Ibnu Majah hadis tersebut terdapat dalam bab “menikahi wanita yang faham agama” (تزويخدوات الدين) nomor 1848, yang diriwaytakan oleh Abu Hurairah RA .
حدّثنا يحيى بن حكيم حدّثنا يحيى بن سعيد عن عبيد الله بن عمر عن سعيد بن أبي سعيد عن أبيه عن أبى هريرة أنّ رسول الله صلى الله عليه وسلّم قال: تنكح النّساء لأربع لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظّفر بذات الدّين يداك
Dalam software Lidwa Pustaka, hadis diatas mempunyai hadis penguat yaitu:
a.       Hadis yang diriwayatkan Abu Daud nomor 1751, dalam bab Anjuran menikahi wanita beragama.
b.      Hadis yang diriwayatkan Ahmad bin Hambal nomor 9156, dalam bab Musnad Abu Hurairah Radhiallahu Anhu.
c.       Hadis yang diriwayatkan Bukhari nomor 4700, dalam bab Sukufu dalam Agama.
5.      Riwayat Imam Ahmad bin Hambal
Dalam kitab Musnad Ahmad bin Hambal hadis tersebut terdapat dalam kitab Sisa Musnad Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadis, bab “Musnad Jabir bin Abdullah Radhiallah Ta’alaanhu”
  (مسند أبي هريرة عبدالله تعلى عنه), nomor 9156, yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah RA.
حدّثنا يحي بن سعيد عن عبيد الله حدّثني سعيد عن أبيه عن أبي هريرة عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم تنكح النّساء لأربع لماله ولجمالها ولحسابها ولدينها فاظّفر بذات الدين تربت يداك

6.      Riwayat Imam an-Nasai
Dalam kitab Sunan An-Nasa’i hadis tersebut terdapat dalam nomor 3178, bab Dimakruhkan menikahi laki-laki pezina. Bunyi hadis secara lengkap sebagai berikut:
أخبرنا عبدالله بن سعيد قال حدّثنا يحي عن عبيدالله عن سعيد بن أبى سعيد عن أبيه عن أبي هريرة عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم قال تنكح النّساء لأربع لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظّفر بذاتالدّين تربت يداك
Hadis diatas mempunyai beberapa hadis penguat diantaranya sebgai berikut:
a.       Hadis yang diriwayatkan Abu Daud nomor 1751 dalam bab Anjuran untuk  Menikahi Wanita Beragama. 
b.      Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari nomor 4700 dalam bab Sukufu dalam Agama.
c.       Hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah nomor 1848 dalam bab Menikahi Wanita yang paham Agama.
d.      Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim nomor 2661 dalam bab Sunahnya Menikahi Waita yang Baik Agamanya.
7.      Riwayat ad-Darimi
Dalam kitab Sunan ad-Darimi hadis tersebut terdapat dalam bab “wanita dinikahi karena empat”  (مسند جابر ابن عبدالله رضيالله تعالى عنه), nomor 2076 yang diriwaykan oleh Abu Hurairah RA.
أخبرنا صدقة بن الفضل أخبرنا يحي بن سعيد عن عبيدالله عن سعيد بن أبي سعيد عن أبيه عن أبي هريرة عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم قال تنكح النساء لأربع للدّين والجمال والمال والحسب فعليك بذات الدّين تربت يداك أخبرنا محمّد بن عيينة عن عليَ بن مسهر عن عبد الملك عن عطاء عن جا بر عن النّبيّ صلى الله عليه وسلّم بهذا الحديث
Dalam software Lidwa Pustaka ini, hadis  tidak mempunya hadis penguat sebagaimana hadis dalam pembahasan sebelumnya.



Bagan Sanad Hadis Wanita Dinikahi Karena Empat Perkara








Text Box: Yahya bin Hakim



Text Box: Shidaqoh bin al-Fadhol

 



KESIMPULAN
Takhrij adalah menjelaskan da memperlihatkan asalusul hadis yang populer di masyarakat kepada orang lain guna mengetahui perawi, sanad, dan martabat hadis tersebut dalam kitab aslinya.
Dalam kegiatan takhrij hadis ada lima metode yang dapat digunakan yaitu:
1.      Takhrij bi al-Lafaz (takhrij dengan kata),
2.      Takhrij bi Awwal al-Matan (takhrij dengan kata awal matan),
3.      Takhrij bi al-Rawi al-A’la (tkhrij dengan rawi paling atas),
4.      Tafsir bi Al-Maudhu’ (takhrij dengan menggunakan tema), dan
5.      Takhrij bi al-Shifah (takhrij dengan staus hadis).
Dari kelima metode tersebut penulisan memberi kesimpulan bahwa metode yang mudah digunakan adalah metode yang pertama yaitu takhrij bi al-lafzh, karena hanya dengan mengetahui salah satu lafal kita dapat melakukan kegiatan takhrij hadis.
Selain menggunakan kitab-kitab induk hadis, kita juga bisa menggunakan CD Room atau software hadis dalam melakukan kegiatan takhrij hadis. Salah satu software yang mudah digunakan adalah Lidwa Pustaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadis.



DAFTAR PUSTAKA
Al-Qahthani, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf, 2014. Sembuh dan Sehat Cara Nabi SAW, Terj. Abu al-Hasan, Yogyakarta: Maktabah al-Hanif
At-Tahhan, Mahmud, 1995. Usulut Takhrij Wa-Dirasatul Asanid, Terj. Ridlwan Nasir, Surabaya: PT Bina Ilmu.
At-Tahhan, Mahmud, Tanpa Tahun. Taisir Musthalahul Hadits, Yogyakarta: Spirit
Hadi, Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul, 1994. Metode Takhrij Hadits, terj.: Agil Husin Muchtar & Ahmad Rifqi Muchtar, Semarang: Dina Utama.
Khon, Abdul Majid, 2014. Takhrij dan Metode Memahami Hadis, Jakarta: AMZAH.
Lidwa Pusaka i-Software – Kitab 9 Imam Hadits
Octoberrinsyah, dkk., 2005. Al-Hadis, Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, 2016. Syarah Mukhtarul Ahaadits, Terj. Mochammad Anwar,dkk.,  Bandung: Sinar Baru Algensindo.



[1]  Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, Metode Takhrij Hadits, terj.: Agil Husin Munawwar & Ahmad Rifqi Muchtar (Semarang: Dina Utama, 1994), hlm.2
[2] Mahmud At- Tahhan, Usulut  M-Dirasatul Asanid, Terj. Ridlwan Nasi,(Surabaya: Bina Ilmu, 2005), hlm.2
[3]  Octoberrinsyah,dkk., Al-Hadis, (Yogyakarta: Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2005), hlm. 128
[4] Ibid., hlm. 130
[5] Ibid., hlm. 130
[6] Mahmud At-Tahhan, Op.cit., hlm. 5
[7]  Abdul Majid Khon, Takhrij dan  Metode Memahami Hadis, (Jakarta: AMZAH, 2014), hlm.8
[8] Mahmud At-Thahhan, Op.cit., hlm.56
[9] Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Hadi, Op.cit., hlm. 65-66
[10] Sa’id bi ‘Ali bin Wahf al-Qahthani, Sembuh dan Sehat Cara Nabi SAW, Terj. Abu al-Hasan (Yogyakarta: Maktabah al-Hanif, 2014), hlm. 221
[11] Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir Hadi, Op.cit., hlm. 18-23
[12] Ibid., hlm.27-29
[13] Mahmus Thahan, Op.cit., hlm. 26
[14] Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, Op.cit., hlm. 82-89
[15]  Mahmud at-Thahan, Op.cit., hlm 66
[16]  Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtarul Ahaadiits, Terj. Mochammad Anwar,dkk., (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2016),hlm. 10
[17]  Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abdul Qadir bin Abdul Hadi, Op.cit., hlm. 126-131
[18]  Abdul Majid Khon, Op.cit., hlm. 9
[19] Ibid., hlm 9
[20] Mahmud Thahan, Taisir Musthalah Al-Hadits Juz Awwal, (Yogyakarta: Spirit, Tanpa Tahun), hlm. 13-14
[21]  Lidwa Pustaka-i-software-Kitab 9 Imam Hadits