f 05/26/16 ~ Urwatun Wursqa
  • Pondok Pesantren Mafaza Yogyakarta

    Sebuah Pondok pesantren yang ada di Yogyakarta, tempatku membangun karakter dan mental dengan ilmu agama yang diajarkan...

  • Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

    Sebuah kampus yang akan membangun kader pemimpin bangsa dan penegak hukum yang amanah dan dapat dipercaya http://uin-suka.ac.id/...

  • Kampus MAN Lab. UIN Yogyakarta

    Lembaga setingkat SMA, yang dalam lembaga itu aku memulai belajar berorganisasi, belajar bertanggung jawab, serta belajar menjadi pemimpin...

  • Kementrian Agama Republik Indonesia

    Salah satu kementrian yang ada dalam susunan penerintahan, yang suatu saat nanti aku akan menjadi pemimpin di Kementrian Agama Tersebut...

Kamis, 26 Mei 2016

Terjemah Minhajul Muslim Kitab Al Adab

Pembahasan Pertama: Adab Niat
Niat itu memiliki kedudukan penting dalam kehidupan seorang muslim, baik yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat. Setiap amalan yang diniatkan untuk kebaikan, maka ia akan mendapatkan ganjaran tersendiri dari Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:
“Amalan itu tergantung niat, dan setiap orang itu tergantung niatnya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Bahkan dengan niat baik saja; walaupun Anda belum sempat mengerjakannya, Anda sudah dijanjikan pahala oleh Rasulullah Saw dalam hadits lainnya:
“Barangsiapa yang ingin melakukan kebaikan dan belum mengerjakannya, maka ditetapkan baginya kebaikan.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
Sebaliknya, jikalau Anda memiliki niat yang buruk, maka perbuatan baik yang seharusnya mendapatkan pahala, justru akan berubah menjadi dosa. Misalnya, Anda membantu orang lain dengan niat merendahkannya. Bantuan yang Anda berikan adalah sebuah kebaikan, namun niatnya tidak benar, sehingga Anda layak mendapatkan dosa.
Satu hal yang harus Anda perhatikan baik-baik, bahwa tempat niat itu adalah di dalam hati. Jadi, Anda tidak perlu melafalkannya; sebagaimana dilakukan oleh sebahagian besar kaum muslimin.
Pembahasan Kedua: Adab Bersama Allah Swt
Banyak sudah nikmat Allah Swt yang Anda rasakan, mulai dari nikmat kesehatan, harta, pandangan, penglihatan dan sebagainya. Jikalau dihitung dengan jari, maka Anda tidak akan pernah mampu melakukannya. Oleh karena itu, tugas Anda adalah mensyukurinya dan memamfaatnya sebaik-baiknya di jalan kebenaran. Jikalau Anda mengkufurinya, maka Anda sama sekali tidak beradab terhadap-Nya. Artinya, siap-siaplah menanti azab-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” [Al-Baqarah: 152]
Ada beberapa hal lainnya yang harus Anda perhatikan dalam hal adab ini:
a-Anda harus merasakan ke-Maha Tahuan-Nya terhadap segala sesuatu, sehingga hati Anda dipenuhi rasa takut dan pengagungan terhadap-Nya. Apapun yang Anda lakukan, baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi, pasti diketahui-Nya.
Allah Swt berfirman:
“Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.” [An-Nahl: 19]
b-Berlarilah menuju Allah Swt dalam setiap ketentuan-Nya yang Anda hadapi. Jikalau Anda tertimpa bencana, maka itu adalah ketentuan-Nya. Jikalau Anda mendapatkan nikmat, maka itu adalah ketentuan-Nya. Tidak ada tempat Anda mengadu, kecuali kepada-Nya. Tidak beradab jikalau Anda berlari kepada selain-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” [Adz-Dzariyat: 50]
c-Ketika Anda meperhatikan ke-Maha Lemah Lembutan-Nya, maka hal itu akan membuat Anda tunduk di hadapan-Nya, berdoa dan mengharapkan karunia-Nya. Jikalau Anda putus asa, maka Anda tidak beradab terhadap-Nya, karena rahmat-Nya melingkupi segala sesuatu. Dalam Al-Quran Al-Karim ditegaskan:
“Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya.” [Asy-Syura: 19]
d-Ketika Anda memperhatikan kekuatan-Nya, besar azab-Nya dan kehebatan-Nya, maka tidak selayaknya Anda bermaksiat kepada-Nya, karena itu bukanlah sebuah adab yang layak untuk-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras.” [Al-Buruj: 12]
e-Hendaklah Anda selalu berbaik sangka kepada Allah Swt, dan jangan pernah sedikitpun berburuk sangka kepada-Nya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” [Fusshilat: 22-23]
Intinya, tidak selayaknya Anda bermaksiat kepada Allah Swt dalam segala tindakan yang Anda lakukan. Adab utama bersama Allah Swt adalah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Pembahasan Ketiga: Adab Bersama Kalamullah
Al-Quran adalah kumpulan Kalamullah yang berisi syariat Allah Swt terhadap para hamba-Nya. Karena ia berasal dari Zat yang Maha Suci, maka selayaknya Anda menjaga adab bersamanya, di antaranya:
1)Membacanya dalam keadaan sempurna. Berwudhulah terlebih dahulu, menghadap kiblat, kemudian duduk dengan penuh penghormatan.
2)Bacalah dengan tartil (baik), dan janganlah Anda mengkhatamkannya lebih cepat dari tiga hari. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang membaca Al-Quran kurang dari tiga hari, maka ia tidak memahaminya.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
3)Menghadirkan kekhusyuan hati ketika membacanya. Menangislah jikalau Anda mampu. Jikalau tidak, maka berpura-pura menangislah.
4)Perbaguslah suara Anda, karena Rasulullah Saw bersabda, “Hiasilah Al-Quran dengan suara kalian.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
5)Jikalau Anda takut mengganggu orang yang ada dalam Mesjid, atau khawatir akan menyebabkan riya, maka hendaklah Anda membaca Al-Quran dengan sirr (suara halus).
6)Hendaklah Anda membacanya dengan penuh tafakkur dan tadabbur, agar Anda bisa memahami makna-makna yang terkandung di dalamnya.
7)Ketika Anda membaca, maka hendaklah dengan penuh konsentrasi. Jangan sampai lalai dan disibukkan oleh urusan dunia.
8)Sebagai orang yang rajin membaca Al-Quran, maka selayaknya Anda berkarakter dengans sifat-sifat Ahli Al-Quran. Abdullah bin Mas’ud mengatakan:
“Selayaknya orang yang membaca Al-Quran dikenal dengan malamnya ketika orang-orang tertidur, dengan siang harinya ketika orang-orang tidak berpuasa, dengan tangisannya ketika orang-orang tertawa, dengan wara’nya ketika orang-orang bercampur-baur, dengan diamnya ketika orang-orang larut dalam pembicaraan, dengan khusyu’nya ketika orang-orang berkhianat, dan dengan kesedihannya ketika orang-orang bergembira.”
Pembahasan Keempat: Adab Bersama Rasulullah Saw
Ada beberapa sebab yang mengharuskan Anda menjaga azab terhadap Rasulullah Saw:
a)Allah Swt mewajibkan kaum muslimin menjaga adabnya terhadap Rasulullah Saw dalam berbagai ayat-Nya, di antaranya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” [Al-Hujarat: 1]
b)Allah Swt mewajibkan para hamba-Nya untuk menaati Rasulullah Saw dan wajib mencintainya dalam berbagai ayat-Nya, seperti:
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” [Muhammad: 33]
Artinya, jikalau menaatinya adalah suatu yang wajib, maka menjaga adab dengannya pun hukumnya wajib.
c)Allah Swt telah menjadikan Rasulullah Saw sebagai hakim di antara manusia. Ini bisa Anda dapatkan dalam berbagai ayat-Nya, di antaranya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu.” [An-Nisa: 105]
Menjaga adab dengan hakim dan pemimpin adalah sebuah kewajiban dalam syariat Islam yang tidak bisa ditawar lagi.
d)Rasulullah Sawt telah menegaskan kewajiban mencintainya dalam sabdanya, “Demi jiwaku yang berada dalam genggamannya, salah seorang di antara kalian tidak beriman sampai saya dicintainya dari anaknya, bapaknya dan seluruh manusia.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Artinya, seseorang wajib dicintai, maka wajib juga dijaga adab bersamanya.
e)Rasulullah Saw itu memiliki kesempurnaan bentuk dan akhlak, sehingga harus diteladani oleh umatnya. Orang seperti tentu wajib juga dihormati dan dijaga adab bersamanya.
Sekarang pertanyaannya, apa saja bentuk-bentuk adab kepada Rasulullah Saw?
Disini ada beberapa point yang bisa Anda jalankan dalam kehidupan sehari-hari:
a)Menaatinya dan mengikuti sunnahnya.
b)Janganlah Anda mendahulukan rasa cinta kepada anak, bapak, istri dan manusia lainnya dari dirinya.
c)Anda harus memberikan loyalitas kepada orang yang mendapatkan loyalitas dari Rasulullah Saw, dan Anda harus menentang orang yang ditentangnya.
d)Ketika Anda mendengar namanya, maka Anda harus menghormatinya dan memanjatkan shalawat-salam untuknya.
e)Anda harus membenarkan semua yang dikabarkannya, baik yang terjadi di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
f)Ketika Anda berada di kuburnya atau di Mesjidnya, maka rendahkanlah suara Anda demi menghormatinya dan menjaga adab terhadapnya.
g)Mencintai orang-orang shaleh karena mereka mencintainya, dan membenci orang-orang kufur dan fasik karena mereka mengingkarinya.
Pembahasan Kelima: Adab Terhadap Diri Sendiri
Seorang muslim harus meyakini, bahwa kebahagiaannya di dunia dan akhirat tergantung kebersihan jiwanya dan kesucian hatinya. Jikalau ia rajin membersihkannya, maka ia akan termasuk golongan yang selamat. Sebaliknya, jikalau ia malasa melakukannya, maka ia akan menjalani kehidupan sengsara di akhirat kelak. Allah Swt berfirman:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” [Asy-Syams: 9-10]
Rasulullah Saw bersabda:
“Semua kalian akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa yang menaati, maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia masuk neraka.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Cara membersihkan iman itu hanyalah dengan amal shaleh dan keimanan yang baik, dan yang menyebabkannya menjadi kotor adalah maksiat dan kekufuran. Setiap kebaikan yang Anda lakukan akan menghapus setiap keburukan yang bersarang di dalam hati. Artinya, semakin banyak Anda beramal shaleh, maka hati Anda akan semakin bercahaya. Rasulullah Saw bersabda:
“Bertakwalah kepada Allah Swt dimanapun engkau berada. Ikutilah keburukan dengan kebaikan, maka ia akan menghapusnya.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
Agar bisa membersihkan hati, ada beberapa langkah yang bisa Anda jalankan:
1)Taubat, yaitu melepaskan dari dari segala dosa dan maksiat yang pernah Anda lakukan, kemudian kembali kepadanya sebelum nyawa sampai di keronkongan dan matahari terbit di sebelah barat.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” [At-Taubah: 8]
2)Muraqabah, yaitu selalu merasa di awasi oleh Allah Swt, sehingga Anda menjaga setiap perbuatan yang Anda lakukan. Jikalau Anda bermaksiat, maka Dia mengetahuinya; walaupun Anda melakukannya di tengah hutan yang sama sekali tidak ada manusia. Dimanapun Anda berada, Anda berada dalam pengawasannya.
Inilah hakikat Ihsan yang akan menyucikan jiwa Anda. Rasulullah Saw bersabda:
“Engkau menyembah Allah Swt seakan-akan melihat-Nya. Jikalau engkau tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu.” [Muttafaq ‘Alaihi]
Sifat inilah yang mengantarkan para sahabat dan para salaf lainnya mencapai tingkatan hamba yang mulia di sisi-Nya, karena mereka selalu merasa di awasinya. Anda bisa mendapatkan beberapa nasehat mengenai Muraqabah yang tertanam di dalam jiwa mereka:
-Sufyan Ats-Tsaury mengatakan, “Engkau harus memiliki rasa Muqarabah terhadap Zat yang tidak tersembunyi apapun darinya. Engkau harus memiliki pengharapan terhadap Zat yang menunaikan janji. Dan engkau harus hati-hati terhadap Zat yang menjanjikan hukuman.”
-Abdullah bin Mubarak berkata kepada seorang laki-laki, “Selalulah merasa di awasi oleh Allah Swt wahai Fulan.” Kemudian laki-laki itu bertanya mengenai Muraqabah, dan ia menjawab, “Selalulah merasa melihat Allah Swt.”
3)Muhasabah, yaitu intropeksi diri dan berusaha melihat amalan yang pernah dilakukannya; apakah amalannya hari ini lebih baik dari kemaren, apakah target-target ibadahnya sudah dijalankan, dan lain-lain sebagainya. Ini adalah salah satu cara untuk membersihkan jiwa dari debu-debu yang menutupinya.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al-Hasyr: 18]
Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan, “Hisablah diri kalian sebelum dihisab.”
4)Mujahadah, yaitu berusaha memerangi hawa nafsunya dan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya kepada Allah Swt. Jikalau, misalnya, ia akan mengeluarkan zakat hartanya, tiba-tiba ada rayuan untuk membeli rumah baru, maka disini dibutuhkan Mujahadah untuk menunaikan kewajiban. Allah Swt berfirman:
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Ankabut: 69]
Cobalah Anda perhatikan Rasulullah Saw, bagaimana beliau begitu keras Mujahadahnya. Jikalau beliau shalat malam, maka kedua kakinya akan bengkak saking lamanya bertanya. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, maka beliau menjawab, “Apakah saya tidak boleh menjadi hamba yang bersyukur.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Pembahasan Keenam: Adab Terhadap Makhluk
1)Kedua orang tua
Menjaga adab terhadap orangtua adalah kewajiban yang tidak dapat ditawar-tawar, karena merekalah yang telah merawat Anda semenjak kecil, membesarkan Anda dan mendidik Anda sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Al-Isra: 23-24]
a)Anda harus menaati keduanya, baik perintahnya maupun larangannya; selama tidak mengandung maksiat. Allah Swt berfirman:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” [Luqman: 15]
b)Anda harus menghormati keduanya dan memuliakannya. Jikalau Anda berbicara di hadapan keduanya, maka janganlah meninggikan suara. Jangan pula membentak atau menghardik. Kemudian jangan pernah Anda memanggil keduanya dengan panggilan nama saja.
c)Anda harus memberikan pelayan ekstra kepada mereka sesuai kemampuan Anda, seperti memberi makan, membiayai kehidupan mereka, membelikan pakaian dan sebagainya.
d)Terus menjaga silaturrahim dengan keduanya; walaupun, misalnya, Anda sudah menikah. Jikalau keduanya sudah meninggal, maka jagalah hubungan dengan kerabat keduanya, atau teman-teman keduanya.
2)Anak-Anak
Seorang bapak memiliki kewajiban yang harus ditunaikannya kepada anaknya, seperti memilihkan ibu yang baik baginya, menamakannya dengan nama yang baik, mengaqiqahkannya, memberikannya pendidikan yang baik, memberikannya nafkah, dan lain-lainnya sampai ia dewasa atau baligh. Ini berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Sunnah:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. “ [Al-Baqarah: 233]
Rasulullah Saw bersabda:
“Mulaikan anak-anak kalian dan baikkanlah pendidikan mereka, karena mereka adalah hadiah bagi kalian.” [Diriwayatkan oleh Ibn Majah]
Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu mengatakan, “Di antara hak seorang anak terhadap bapaknya adalah memberikan pendidikan yang baik dan nama yang indah.”
3)Para saudara
Adab terhadap saudara sama dengan akhlak terhadap orangtua; jikalau ia lebih tua dari Anda. Dan jikalau ia lebih muda, maka sama dengan akhlak terhadap anak. Rasulullah Saw bersabda, “Berbuat baiklah terhadap ibumu dan bapakmu, kemudian saudarimu dan saudaramu, kemudian yang lebih rendah darimu dan lebih rendah darimu.” [Diriwayatkan Al-Bazzar]
4)Kedua pasangan suami-istri
Setiap suami harus menjaga adabnya terhadap istrinya, dan seorang istri harus menjaga adab terhadap suaminya. Dan caranya adalah dengan menunaikan hak masing-masing. Rasulullah Saw bersabda, “Kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian, dan mereka memiliki hak terhadap kalian.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
Jikalau dirinci, hak itu ada bermacam:
a)Hak bersama pasangan suami-istri
-Amanah
Masing-masing pasangan harus bersikap amanah terhadap pasangannya. Jangan ada khianat dan perselingkuhan. Di dalam kehidupan rumah tangga harus ada nasehat, keikhlasan dan kejujuran dalam segala hal.
-Mawaddah dan rahmah
Di antara keduanya harus ada rasa kasih-sayang yang ditanam sedalam-dalamnya, dengan penuh ketulusan dan keikhlasan sepanjang hidup keduanya.
-Saling mempercayai
Selayaknya seorang seorang suami memberikan kepercayaan kepada suaminya, dan begitu juga sebaliknya dengan seorang istri. Jangan keduanya kehilangan rasa mempercayai, sehingga tumbuh rasa curiga dan syakwasangka dalam keluarga.
-Adab umum
Hendaklah kedua pasangan menjaga adab-adab umum di antara keduanya, seperti berbicara dengan lemah-lembut, selalu menampakkan wajah yang cerah dan penuh senyuman, selalu menghormati dan memuliakan.
b)Hak istri terhadap suaminya
-Menggaulinya dengan Ma’ruf, memberikan makan jikalau ia makan, memberinya pakaian jikalau ia membeli pakaian, mendidiknya sesuai dengan aturan Allah Swt tanpa menyakiti hatinya dan badannya. Allah Swt berfirman:
“Dan bergaullah dengan mereka secara patut.” [An-Nisa: 19]
Rasulullah Saw bersabda, “Engkau memberinya makan jikalau engkau makan, memberinya pakaian jikalau engkau berpakaian, jangan memukul wajah, jangan menjelekkan, dan jangan menjauhinya kecuali di rumah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
-Mengajarkannya hal-hal penting dalam Islam, seperti masalah Aqidah, masalah shalat dengan segala variannya, masalah kewanitaan dan sebagainya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” [At-Tahrim: 6]
-Mewajibkannya untuk menjalankan ajaran-ajaran Islam, seperti memakai hijab, tidak melakukan safar sendirian, mengerjakan shalat, dan sebagainya. Ini adalah tugas seorang suami yang harus dijalankannya, karena ia adalah pemimpin. Allah Swt berfirman:
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” [An-Nisa: 34]
-Jikalau Anda berpoligami, maka Anda harus bisa bersikap adil di antara istri Anda. Jikalau tidak mampu, maka cukup satu istri saja. Allah Swt berfirman:
“Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” [An-Nisa’:3]
c)Hak suami terhadap istrinya
1)Ditaati selama tidak berada dalam kemaksiatan; sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Jikalau seorang laki-laki mengajak istrinya ke tempat tidurnya, kemudian ia tidak menghampirinya dan tidur dalam keadaan marah, maka para Malaikat melaknatnya sampai subuh.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Dijaga kemuliaannya, hartanya dan seluruh kepemilikannya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Sebab itu, maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” [An-Nisa: 34]
3)Seorang harus berdiam diri di rumah suaminya, dan ia tidak boleh kecuali dengan izinnya dan ridhonya. Allah Swt berfirman:
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzab: 33]
5)Adab terhadap kerabat
Berkaitan dengan para kerabat, maka Anda harus menggauli mereka sebagaimana Anda menggauli kedua orang tua Anda, anak-anak Anda dan saudara-saudara Anda. jikalau ia adalah bibi, maka gaulilah layaknya ibu Anda sendiri. Jikalau ia adalah paman, maka gaulilah layaknya ayah Anda sendiri. Begitu juga dengan anak-anaknya. Gaulilah layaknya saudara kandung Anda sendiri. Ini adalah bagian dari silaturrahim yang diwajibkan oleh Allah Swt dalam Al-Quran Al-Karim:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.” [An-Nisa: 1]
Pada suatu hari, Rasulullah Saw bersabda mengenai bibi, “Ia sama posisinya dengan ibu.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
6)Adab terhadap tetangga
Ada beberapa hak dan adab yang harus Anda jaga terhadap tetangga:
-Jangan menyakitinya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang beriman dengan Allah Swt dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
-Berbuat baik kepadanya. Jikalau ia membutuhkan bantuan Anda, maka bantulah sesuai kemampuan Anda. Jikalau Anda memiliki kelebihan makanan, maka berikanlah kepadanya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman terhadap Allah Swt dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya.”[Diriwayatkan oleh Ad-Darimy]
-Berbagilah dengannya. Jikala, misalnya, Anda memasak gulai, maka paling tidak berikanlah kuahnya; jikalau tidak bisa memberikan isinya. Inilah pesan yang disampaikan Rasulullah Saw kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, jikalau engkau memasak gulai, maka perbanyak kuahnya dan berikanlah kepada tetanggamu.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
-Memuliakannya dan menghormatinya. Janganlah Anda mengganggunya dengan suara berisik, teriakan dan sebagainya. Jikalau ia memberikan memberikan sesuatu kepada Anda, maka terimalah dengan senang hati; walaupun Anda tidak begitu suka dengan apa yang diberikannya. Sikap menghormati jauh lebih berharga dari rasa suka Anda.
Jikalau Anda mendapatkan tetangga yang baik, maka Anda sungguh-sungguh telah mendapatkan kenikmatan hidup di dunia ini. Namun jikalau tetangga Anda adalah tetangga yang buruk, maka bersabarlah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud dijelaskan, bahwa seorang laki-laki mengadukan tetangganya kepada Rasulullah Saw, dan beliau menjawab, “Bersabarlah.”
7)Adab terhadap sesama muslim dan hak-haknya
Ada beberapa adab yang harus Anda jaga terhadap sesama muslim:
a-Jikalau Anda bertemu dengannya, maka ucapkanlah salam terlebih dahulu sebelum berbicara. Rasulullah Saw bersabda:
“Hendaklah orang yang berkendara memberi salam kepada yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
b-Jikalau ia bersin, kemudian mengucapkan Alhamdulillah, maka Anda harus menjawabnya dengan mengucapkan Yarhamukallah (semoga Allah Swt merahmatimu). Kemudian hendaklah ia menjawab lagi: Yahdikumullahu Wa Yuslihu Balakum (semoga Allah Swt menunjuki kalian dan memperbaiki ujian kalian)
c-Jikalau ia sakit, maka Anda harus menjenguknya. Jikalau ia meninggal, maka Anda harus menyaksikan jenazahnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Hak muslim terhadap muslim lainnya ada lima: Menjawab salam, menjenguk orang yang sakit, mengantarkan jenazah, menghadiri undangan, dan menjawab orang yang bersin.”[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
d-Jikalau ia meminta nasehat kepada Anda, maka nasehatilah. Jikalau ia meminta pendapat, maka berikanlah pendapat Anda, karena agama ini adalah nasehat. Rasulullah Saw bersabda:
“Agama adalah nasehat.” Para sahabat bertanya, “Untuk siapa?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para Imam kaum muslimin dan seluruh mereka.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
e-Anda menginginkan baginya apa yang Anda inginkan untuk diri Anda sendiri, dan Anda membenci untuknya apa yang Anda benci untuk diri Anda sendiri. Rasulullah Saw bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang dicintainya untuk dirinya sendiri, dan membenci apa yang dibenci untuk dirinya sendiri.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
f-Jikalau Anda mendapatinya terbengkalai atau terzhalimi, maka bantulah. Jangan diamkan saja. Rasulullah Saw bersabda;
“Bantulah saudaramu yang zhalim dan dizhalimi.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
g-Tidak melakukan kejahatan kepadanya, baik secara lansung maupun tidak lansung. Rasulullah Saw bersabda:
“Setiap muslim terhadap muslim lainnya, haram darahnya, hartanya dan kehormatannya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
h-Tawadhu’ dan tidak menyombongkan diri terhadapnya. Allah Swt berfirman:
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” [Luqman: 18]
i-Jangan sampai menjauhinya dan tidak menegurnya lebih dari tiga hari. Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak halal bagi seorang muslim tidak menegur saudaranya selama tiga hari. Keduanya bertemu, kemudian yang lain berpaling dan yang lain berpaling. Orang yang paling baik adalah orang yang memulai salam.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
j-Jangan mengghibahnya, menghinanya, menceritakan aibnya, memanggilnya dengan gelar yang buruk dan membicarakan sesuatu yang merusak harga dirinya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.” [Al-Hujarat: 11]
k-Tidak mencelanya, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggalnya. Rasulullah Saw bersabda, “Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
l-Tidak dengki terhadapnya, membancinya, dan mencari-cari kesalahannya. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.” [Al-Hujarat: 12]
m-Tidak menipunya dan mengkhianatinya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang menipu kami, maka bukanlah bagian dari kami.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
n-Tidak mendustainya. Dan jikalau Anda berhutang kepadanya, maka segeralah membayarnya. Jangan suka menunda-nunda. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.” [Al-Maidah: 1]
o-Menggaulinya dengan baik. Rasulullah Saw bersabda:
“Pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
p-Jikalau ia lebih besar dari Anda, maka Anda harus menghormatinya. Dan jikalau ia lebih kecil, maka Anda harus menyayanginya. Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah bagian dari kami, seseorang yang tidak menghormati orangtua kami dan menyayangi anak kacil kami.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
q-Menggaulinya sebagaimana seharusnya, tanpa dikuranginya dan pula dilebih-lebihkan dari seharusnya.
r-jikalau ia bersalah, maka maafkanlah. Dan jikalau punya aib, maka tutupilah. Allah Swt berfirman:
“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” [Al-Maidah: 13]
s-Jikalau ia membutuhkan bantuan Anda, maka bantulah. Ini sesuai dengan firman Allah Swt:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” [Al-Maidah: 2]
t-Jikalau ia meminta perlindungan Anda dari apapun itu, maka lindungilah. Jikalau ia meminta, maka berilah. Dan jikalau ia berbuat kebajikan, maka balaslah. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa yang meminta perlindungan kalian dengan nama Allah, maka lindungilah. Barangsiapa uang meminta kalian dengan nama Allah, maka berikanlah. Barangsiapa yang mengundang kalian, maka sambutlah. Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada kalian, maka balaslah. Jikalau engkau tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah, sampai ia merasa bahwa engkau sudah membalasnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
8)Adab terhadap orang kafir
Ada beberapa adab yang harus dijaga seorang muslim terhadap orang kafir:
a-Tidak mengakui ‘Aqidahnya dan ridho dengan kekufuran. Jikalau Anda melakukannya, maka sama saja Anda melakukan kekufuran yang sama.
b-Anda membencinya karena Allah Swt membenci kekufuran yang ada pada dirinya.
c-Tidak memberikan loyalitas kepadanya dan mencintainya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin.” [Ali Imran: 28]
d-Anda harus bersikap adil terhadapnya dan berbuat baik kepadanya; selama ia tidak memerangi Islam dan kaum muslimin. Allah Swt berfirman:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” [Al-Mumtahanah: 8]
e-Menyayanginya secara umum. Misalnya, jikalau ia lapar, maka berilah makan. Jikalau haus, berilah minum. Jikalau ia dizhalimi, maka bantulah. Dan tindakan-tindakan kebaikan umum lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Sayangilah orang-orang yang berada di bumi, maka yang berada di langit akan menyayangimu.” [Diriwayatkan oleh Ath-Thabrany][
f-Janganlah Anda menyakitinya, merusak hartanya dan kehormatannya; kecuali jikalau ia memerangi kaum muslimin. Allah Swt berfirman dalam hadits Qudsi:
“Wahai para hamba-Ku, Aku mengharamkan kezhaliman terhadap diri-Ku sendiri, dan menjadikannya haram bagian kalian, maka janganlah saling menzhalimi.” [Diriwayatkan oelh At-Turmudzi]
g-Tidak apa-apa jikalau Anda memberikan hadiah kepadanya, atau menerimanya; sebagaimana Anda boleh memberinya makan atau memakan makanannya. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Ahli Kitab itu halal bagimu.” [Al-Maidah: 5]
h-Tidak mengizinkannya menikahi Mukminat. Namun jikalau Anda akan menikahi perempuan Ahli Kitab, maka dizinkan dalam syariat Islam. Allah Swt berfirman:
“Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka.” [Al-Mumtahanah: 10]
i-Jikalau ia bersin, kemudian mengucapkan Alhamdulillah, maka ucapkanlah kepadanya Yahdikumullahu Wa Yaslihu Balakum, karena inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw ketika seorang Yahudi bersin di dekatnya.
j-Jikalau Anda berpapasan dengannya atau bertemu, maka janganlah memulai salam terlebih dahulu. Dan jikalau ia mengucapkan salam, maka cukup menjawab: Wa Alaikum. Rasululullah Saw bersabda, “Jikalau salah seorang Ahli mengucapkan salam kepada kalian, maka ucapkanlah Wa ‘Alaikum.” [Diriwayatkan oleh At-Turmdzi]
k-Jikalau bertemu di jalan, maka sesakkanlah ia ke jalan yang paling sempit; sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah Saw:
“Janganlah memulai salam terhadap orang-orang Yahudi dan Nashrani. Jikalau salah seorang di antara kalian menemuinya di jalan, maka sesaklah ia ke jalan yang paling sempitnya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
l-Jangan meniru-menirunya. Jikalau ia mencukur habis jenggotnya, maka janganlah Anda melakukannya juga. Jikalau ia memanjangkan kumisnya, maka janganlah Anda melakukannya. Jikalau ia memakai pakaian khasnya, maka janganlah Anda menirunya. Dan masih banyak contoh lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari mereka.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
9)Adab terhadap hewan
Selain kepada manusia, Anda juga harus memperhatikan adab-adab terhadap hewan, di antaranya:
a-Jikalau ia lapar, maka berilah makan. Dan jikalau ia haus, maka berilah minum. Rasulullah Saw bersabda, “Di setiap yang memiliki hati yang hangat, maka ada pahalanya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
b-Anda harus menyayanginya dan tidak menyia-nyiakannya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw, “Allah Swt melaknat seseorang yang menjadikan sesuatu yang ada ruhnya sebagai sasaran.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
c-Menyembelihnya atau membunuhnya dengan baik-baik. Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Swt menetapkan Ihsan dalam segala sesuatu. Jikalau kalian membunuh, maka bunuhlah dengan baik. Jikalau kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
d-Tidak boleh mengazabnya dan menyiksanya dengan cara apapun. Rasulullah Saw bersabda:
“Seorang perempuan masuk neraka gara-gara seekor kucing yang ditahannya sampai meninggal, sehingga ia masuk neraka karenanya. Ia tidak memberinya makan dan memberinya minum taktala menyekapnya, dan ia tidak pula membiarkannya mengorek kumpulan daun di tanah.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
e-Boleh membunuh binatang yang akan menyakitkan, seperti kalajengking, ular, srigala dan sebagainya. Rasulullah Saw:
“Ada lima jenis binatang yang dibunuh ketika halal dan haram: Ular, gagak belang, tikus, anjing peliharaan dan liar.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
f-Boleh menandai binatang ternak di telinganya demi maslahah, sedangkan selainnya tidak boleh. Rasulullah Saw bersabda:
“Allah Swt melaknat orang yang menatto ini di wajahnya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
g-Mengenal hak Allah Swt dalam binatang ternak yang Anda miliki, yaitu dengan mengeluarkan zakatnya.
h-Tidak boleh terlena dengan semua itu, sehingga Anda lalai menjalankan perintah  Allah Swt. Dalam Al-Quran Al-Karim dijelaskan:
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.” [Al-Munafiqun: 9]
Pembahasan Ketujuh: Adab Ukhuwwah di Jalan Allah Swt, Cinta dan Benci Karenanya.
Dalam menjaga Ukhuwwah di jalan Allah Swt ada juga adab-adab yang harus Anda jaga dan Anda perhatikan, karena bagaimanapun ketika Anda mencintai saudara Anda, maka hendaklah mencintainya karena-Nya semata. Begitu sebaliknya ketika Anda membencinya, hendaklah itu berada di jalan kebenaran. Pondasinya haruslah keimanan kepada-Nya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah Swt, membenci karena-Nya, memberi karena-Nya dan tidak memberi karena-Nya, maka ia telah menyempurnakan imannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
Di antara adab yang harus Anda perhatikan dalam Ukhuwwah adalah, hendaklnya orang yang Anda jadikan sauadara adalah:
1)Seseorang yang berakal. Jikalau tidak, maka ia akan memudharatkan Anda dan hanya sekedar mengambil mamfaat dari Anda.
2)Baik akhlaknya. Orang yang buruk akhlaknya sangat mudah sekali dikuasai oleh emosi, sehingga dikhawatirkan ia akan menyakiti Anda.
3)Bertakwa. Jikalau Anda berteman dengan orang yang fasik, maka Anda tidak akan aman. Dengan Allah Swt yang Maha Hebat saja ia tidak takut, maka bagaimana dengan Anda yang hanya seorang makhluk biasa?!
4)Berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah, menjauhi bid’ah dan khurafat. Jikalau Anda berteman dengan orang yang tidak konsisten menjalan Al-Quran dan Sunnah, suka melakukan bid’ah dan khurafat, maka agama Anda akan rusak dan Anda akan digiringnya menuju kekufuran.
-Hak Ukhuwwah di jalan Allah Swt
1)Membantu dengan harta. Jikalau muslim lainnya membutuhkan bantuan harta untuk kepentingan hidupnya dan keluarganya, atau kepentingan-kepentingan darurat lainnya, maka bantulah. Itu adalah salah satu hak ukhuwwah yang harus Anda tunaikan.
2)Menanyakan keadaannya dan keadaan keluarganya. Tidak ada salahnya jikalau Anda bertemu dengan seorang muslim, Anda menanyakannya keadaannya dan keadaan keluarganya. Jikalau ia sakit atau keluarganya, maka jenguklah. Jikalau ia membutuhkan dana rumah sakit dan tidak memilikinya, maka bantulah.
3)Menjaga lisan. Jangan sampai Anda meyakiti hatinya dengan lisan Anda, misalnya dengan membicarakan keburukannya, mencelanya dan mencacinya, dan sebagainya.
4)Selalu mengucapkan kata-kata yang baik kepadanya, karena bagaimanapun Anda harus memberikan dan menampakkan kepadanya apa yang disukainya. Jikalau Anda memanggilnya, maka panggillah dengan nama yang disukainya. Dan pujilah kebaikannya, baik ketika di hadapannya maupun di belakangnya.
5)Jikalau ia melakukan kesalahan, maka maafkanlah. Manusia adalah sarang kesalahan, dan itu adalah fitrah manusiawi yang tidak mungkin dihilangkan selama-lamanya. Tugas Anda adalah menasehatinya dengan baik secara terus-menerus.
6)Terus menjaga hubungan persaudaraan. Jangan pernah memutuskannya, kecuali dengan sebab-sebab yang telah diizinkan oleh Syara’.
7)Tidak membebaninya dengan sesuatu yang memberatkannya. Misalnya, Anda meminta jabatan kepadanya; padahal ia tidak mungkin memberikannya. Atau Anda meminta sejumlah uang padanya; padahal ia tidak memiliki jumlah yang Anda minta. Dan banyak lagi contoh-contoh lainnya.
8)Doakanlah kebaikan untuk dirinya, keluarganya dan anak-anaknya; sebagaimana doa yang Anda panjatkan untuk diri Anda sendiri, keluarga Anda dan anak-anak Anda, karena apa yang ia inginkan sama dengan apa yang Anda ingin. Tidak ada bedanya sama sekali.
Pembahasan Kedelapan: Adab Duduk dan Majelis
Dalam Islam, ketika Anda duduk, ada adab-adab yang harus Anda jaga. Begitu juga halnya ketika Anda berada dalam majelis. Nah, inilah yang harus Anda perhatikan dalam kehidupan sehari-hari.
1)Jikalau Anda memasuki suatu majelis, maka berilah salam kepada orang-orang yang ada di dalamnya. Kemudian duduklah di ujung barisan. Jangan menyuruh orang lain berdiri, agar Anda bisa menempati tempatnya. Dan jangan pula duduk di antara dua orang, kecuali dengan izinnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki membangunkan laki-laki lainnya dari tempat duduknya, kemudian ia duduk disitu, akan tetapi berlapang-lapanglah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Jikalau seorang laki-laki bangun dari tempat duduknya, kemudian ia kembali lagi kesitu, maka ia lebih berhak mendudukinya. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau seorang laki-laki bangun dari tempat duduknya, kemudian ia kembali kesitu, maka ia lebih berhak mendudukinya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
3)Jangan duduk di tengah-tengah halaqah majelis
4)Jikalau Anda sudah duduk, maka perhatikanlah adab-adab berikut ini: Duduklah dengan tenang, janganlah menjalin jari-jari Anda atau mempermainkannya, mempermainkan jenggot Anda atau cincin Anda, membersihkan gigi Anda dengan tangan, atau memasukkan tangan Anda ke hidung, dan lain-lain yang berkisar adab-adab umum dalam pergaulan masyarakat.
5)Jikalau ia duduk-duduk di jalanan, maka perlu juga memperhatikan beberapa adab berikut ini: Menundukkan pandangan, tidak menyakiti dan mengganggu orang yang lewat, menjawab salam orang yang mengucapkan salam kepadanya, amar maruf dan nahi mungkar, dan menunjuki orang yang tersesat di jalan.
Pembahasan Kesembilan: Adab Makan dan Minum
Dalam makan dan minum, ada adab-adab Islam yang harus Anda perhatikan dan jaga baik-baik:
1)Adab sebelum makan
a-Hendaklah makanan yang Anda makan berasal dari harta yang halal, tidak disisipi hal-hal yang haram atau syubhat. Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” [Al-Baqarah: 172]
b-Niatkanlah dalam hati Anda, bahwa Anda makan untuk menguatkan diri beribdah kepada Allah Swt dan menjalankan semua perintah-Nya.
c-Jikalau tangan Anda kotor, maka cucilah terlebih dahulu.
d-Jikala memungkinkan, maka lebih baik Anda makan di atas lantai karena lebih menunjukkan ketawadhuan.
e-Duduklah dengan tawadhu’, yaitu dengan cara bersimpuh, atau dengan mengangkat kaki kanan Anda dan duduk di atas kedua telapak kaki Anda; sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah Saw.
f-Terimalah makanan apapun yang terhidang, dan jangan mencela. Jikalau Anda suka, makanlah. Jikalau tidak, maka jangan memakannya. Abu Hurairah menceritakan, bahwa Rasulullah Saw tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jikalau beliau suka, maka beliau memakannya. Jikalau tidak, maka beliau membiarkannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
g-Makanlah bersama-sama, baik dengan tamu Anda, keluarga Anda, pelayan Anda dan sebagainya. Rasulullah Saw bersabda, “Berkumpullah di hadapan makanan kalian dan sebutlah nama Allah, maka Dia akan memberkahi kalian dalam makanan itu.” [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad]
2)Adab ketika sedang makan
a-Mulailah dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Jikalau Anda lupa dan baru ingat ketika sedang makan, maka ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ لِأَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
“Dengan nama Allah Swt di awalnya dan di akhirnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
b-Jikalau Anda telah selesai, maka bacalah doa:
الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِي هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ
“Segala puji bagi Allah Swt yang memberiku makan dengan makanan ini, dan memberikan rezki tanpa kuasa dariku dan kekuatan.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
c-Disunnahkan makan dengan tiga jari, kecilkanlah suap Anda dan lamakanlah kunyahan Anda, serta makanlah makanan yang terdekat dari Anda.
d-Habiskanlah makanan yang tersisa di piring dan jari-jari Anda dengan menjilatnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau salah seorang di antara kalian memakan makanan, maka janganlah mengusap jari-jarinya sampai ia menjilatnya atau dijilatkan.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
e-Jikalau ada makan yang terjatuh ketika Anda sedang makan, maka ambillah, bersihkanlah kotorannya dan makanlah kembali.
f-Jangan meniup makanan yang masih panas, tunggulah sampai dingin. Dan ketika minum, janganlah Anda bernafas di dalam gelas, hendaklah melakukannya di luar gelas, kemudian minum lagi. Anas Radhiyallahu ‘Anhu menceritakan, bahwa Rasulullah Saw bernafas tiga kali ketika minum. [Diriwayatkan oleh At-Turmidzi]
g-Janganlah makan dan minum terlalu kenyang. Isilah sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk udara.
h-Hendaklah hidangan makanan itu dimulai menyantapnya oleh orang yang paling tua, kemudian diputar ke bagian kanan dan seterusnya.
i-Hendaklah berbasi-basi kepada orang yang berada di samping Anda, misalnya dengan mengatakan, “Makanlah,” atau “Tambah lagi,” dan sebagainya.
j-Hendaklah toleran terhadap teman Anda.  Jangan makan lebih banyak darinya; apalagi jikalau makanannya sedikit.
k-Jangan melihat orang yang sedang makan, karena hal itu akan membuat mereka merasa terganggu atau segan.
l-Jangan melakukan hal-hal yang jorok, seperti meludah, atau kentut, atau mengupil dan sebagainya.
m-Jikalau Anda makan bersama orang fakir miskin, maka dahulukanlah mereka. Jikalau bersama teman sejawat, maka iringilah dengan canda. Jikalau bersama yang tua atau pejabat, maka hormatilah dan hargailah.
3)Adab setelah makan
a-Sebelum kenyang, berhentilah makan, agar tidak menimbulkan mudharat lainnya seperti ngantuk, malas dan sebagainya.
b-Makanlah sisa makanan yang masih ada di jari Anda dengan menjilatnya, kemudian bersihkanlah tangan Anda dengan kain atau dibersihkan dengan air.
c-Bersihkanlah gigi Anda dan berkumur-kumurlah untuk menjaga keharuman dan kesegaran nafas.
d-Setelah makan bacalah doa yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Pembahasan Kesepuluh: Adab Bertamu
Dalam Islam, seorang tamu harus dimuliakan. Sehingga, dalam berbagai haditsnya, Rasulullah Saw mengajarkan berbagai adab yang harus dijaga oleh tuan rumahnya dalam menjamu tamunya. Rasulullah Saw bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, maka muliakanlah tamunya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Nah, di antara adab-adab itu adalah:
1)Ketika mengundang:
a-Jikalau Anda mengundang, maka undanglah orang-orang yang shaleh dan bertakwa. Rasulullah Saw bersabda, “Janganlah memakan makananmu, kecuali orang yang bertakwa.” [Diriwayatkan oleh Ad-Darimy]
b-Jangan hanya mengundang orang-orang bertakwa tanpa mengikut sertakan orang-orang fakir. Rasulullah Saw bersabda, “Makanan yang paling buruk adalah makanan yang hanya diundang orang-orang kaya tanpa orang-orang fakir.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
c-Jikalau mengundang orang lain, maka janganlah bertujuan riya dan membanggakan diri di depan khalayak ramai.
d-Jangan mengudang seseorang yang tidak mungkin hadir, atau seseorang yang tidak ridho dengan orang-orang yang ada dalam acara tersebut.
2)Adab menghadiri undangan
a-Segeralah menghadiri undangan, dan jangan menunda-nunda tanpa ada udzur syar’i. Rasulullah Saw bersabda, “Barangsiapa yang diundang, maka hadirilah.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
b-Jikalau menghadiri undangan, janganlah membedakan antara yang kaya dan yang miskin. Keduanya memiliki hak untuk dihadiri undangannya. Jikalau Anda hanya menghadiri yang kaya saja, maka Anda termasuk golongan orang-orang yang sombong.
c-Jangan membedakan antara yang dekat dan yang jauh. Jikalau ada dua undangan, maka dahulukanlah yang pertama kali mengundang.
d-Jangan sampai tidak menghadirinya dengan alasan puasa. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau salah seorang di antara kalian diundang, maka hadirilah. Jikalau ia sedang berpuasa, maka doakanlah. Jikalau tidak, maka makanlah.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
Namun jikalau tuan rumah lebih senang Anda makan bersama para tamu lainnya, maka makanlah karena itu termasuk dalam kategori membahagiakan orang lain; selama puasa yang Anda kerjakan adalah puasa sunnah.
e-Ketika Anda menghadirinya, maka niatkanlah untuk menghormati saudara Anda sesama muslim.
3)Adab ketika berada di acara undangan
a-Jikalau hadir, jangan datang terlalu lama karena akan membuat tuan rumah menjadi gusar. Dan jangan pula terlalu cepat, karena akan membuatnya terkejut dan bingung.
b-Jikalau memasuki ruang acara, berjalanlah dengan tawadhu’. Jangan sombong dan menampakkan sesuatu yang menarik perhatian orang lain.
c-Jikalau Anda tuan rumah, maka hendaklah bersegera menghidangkan makanan kepada tamu, karena itu adalah bagian dari penghormatan. Dan juga perlu diingat, bahwa makanan yang disediakan hendaklah sedang-sedang saja; jangan terlalu banyak dan jangan pula terlalu sedikit. Perkirakanlah dengan sebaik-baiknya.
e-Jikalau Anda makan, maka janganlah terlalu lama. Hendaklah selesai sebelum panitia acara membereskan hidangannya.
f-Jikalau bertamu di rumah orang lain, maka janganlah lebih dari tiga hari, karena hal itu akan memberatkan tuan rumah.
g-Jikalau tamu Anda ingin berjalan-jalan, maka temanilah dan perkenalkanlah tempat-tempat yang belum diketahuinya, karena itu adalah bagian dari adab Islam.
h-Hendaklah melayani tamu Anda dengan sepenuh hati dan ikhlas, karena pahala yang akan Anda dapatkan dari Allah Swt sangat besar sekali.
i-Sediakanlah tempat istirahat yang layak dan nyaman bagi tamu Anda, baik kasur, bantal dan lain-lainnya.
Pembahasan Kesebelas: Adab Safar
Safar adalah kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang muslim, seperti berangkat haji dan umrah, pulang kampung, atau menuntut ilmu ke negeri yang jauh, dan sebagainya. Nah, dalam Islam ada hukum-hukum dan adab-adab yang harus Anda jaga selama melakukannya.
1)Hukum safar
Ketika Anda bersafar, ada beberapa hukum yang harus benar-benar Anda perhatikan:
a-Mengqashar shalat empat rakaat menjadi dua rakaat. Sedangkan Subuh dan Maghrib, maka jumlah rakaatnya tetap. Allah Swt berfirman:
“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu).” [An-Nisa: 101]
b-Boleh mengusap sepatu selama tiga hari tiga malam. Sebagaimana dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Saw mengizinkan mengusap sepatu selama tiga hari tiga malam bagi musafir, dan semalan bagi yang mukim. [Diriwayatkan oleh Muslim]
c-Jikalau Anda tidak mendapatkan air, maka Anda boleh bertayammum. Allah Swt berfirman:
“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.” [An-Nisa’: 34]
d-Selama dalam perjalanan, Anda boleh tidak berpuasa. Allah Swt berfirman:
“Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” [Al-Baqarah: 184]
e-Dalam perjalanan, Anda boleh mengerjakan shalat sunnah di atas kenderaan dan menghadap kiblat sesuai dengan arah kenderaan itu melaju. Abdullah bin Umar meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw mengerjakan shalat sunnah sesuai dengan arah berjalan untanya. [Diriwayatkan oleh Muslim]
f-Anda juga boleh menjama’ antara shalat Zuhur dan Ashar, Maghrib dan Isya. Anda bisa melakukannya di waktu shalat awal atau di waktu shalat akhir. Keduanya sah-sah saja.
2)Adab  safar
a-Kembalikan barang orang lain yang Anda pinjam kepada pemiliknya, agar Anda tidak ada tanggungan apa-apa jikalau sesuatu yang buruk terjadi pada diri Anda.
b-Persiapkanlah bekal dari yang halal, kemudian tinggalkanlah nafkah untuk keluarga yang Anda tinggalkan, agar mereka tidak terlantar.
c-Mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga, saudara-saudara dan teman-teman seraya mengucapkan:
أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكُمْ وَأَمَانَاتِكُمْ وَخَوَاتِيْمَ أَعْمَالِكُمْ
“Saya menitipkan agama kalian, amanat kalian dan penutup amalan-amalan kalian kepada Allah Swt.”
Dan orang yang mengantarkannya mengucapkan:
زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَوَجَّهَكَ إِلَى الْخَيْرَ حَيْثُ تَوَجَّهْتَ
“Semoga Allah Swt membekalimu dengan ketakwaan, mengampunkan dosamu dan mengarahkanmu kepada kebaikan dimanapun engkau berjalan.”
d-Jikalau mengadakan perjalanan, janganlah melakukannya sendirian. Hendaklah mengikut sertakan teman-teman yang layak Anda bawa, sehingga jumlahnya minimal tiga orang, agar Anda tidak mudah disesatkan oleh setan.
e-Hendaklah salah seorang di antara orang-orang yang ikut dalam perjalanan, di jadikan sebagai amir (pemimpin). Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau tiga orang melakukan perjalanan, maka jadikanlah amir salah seorang di antara mereka.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
f-Ketika Anda meninggalkan rumah, maka ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلَا حَوْلَ وَلَا قٌوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
“Dengan nama Allah Swt, saya bertawakkal kepada-Nya, tidak kekuasan dan kekuatan kecuali di tangan-Nya.”
 اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أَنْ أُظْلَمَ، أَوْ أَنْ أَجْهَلَ أَوْ أَنْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
“Ya Allah, saya berlindung kepada-MU, agar saya tidak sesat dan disesatkan, tergelincir dan digelincirkan, menzhalimi dan dizhalimi, jahil dan dijahili.”
Dan ketika Anda naik kenderaan, maka ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ وَبِااللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ, وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ, مَا شَاءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَاءْ لَمْ يَكُنْ, سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ, وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ, الَّلهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى, وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى, اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا, وَاطْوِعَنَّا بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ, وَالْخَلِيْفَةُ فِي الْأَهْلِ وَالْمَالِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَخَيْبَةِ الْمُنْقَلِبِ, وَسُوْءِ الْمَنْظَرِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَالْوَلَدِ
“Dengan nama Allah, dengan-Nya dan Allah Maha Besar, saya bertawakkal kepada-Nya. Tiada kekuasaan dan kekuatan kecuali di tangab-Nya yang Maha Agung lagi Maha Mulia. Apa yang diinginkan-Nya, maka akan terjadi. Dan apa yang tidak diinginkan-Nya, maka tidak akan terjadi. Maha Suci Allah yang menundukkkan ini. Dan kami tidak mampu mengendarainya, serta kepada-Nya kami kembali. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan dan ketakwaan, serta amalan yang Engkau ridhoi. Ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah jarak jauhnya. Ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan, penjaga keluarga dan harta. Ya Allah, saya berlindung kepada-Mu dari kelelahan-kelelahan dalam perjalanan dan duka-duka pandangan, kegagalan yang menggulingkan dan pandangan yang buruk dalam harta, keluarga dan anak.”
g-Hendaklah Anda berangkat pada hari Kamis pagi, karena waktu pagi adalah waktu yang diberkahi oleh Allah Swt, dan Rasulullah Saw biasanya melakukan perjalanan pada hari kamis.
h-Jikalau Anda melewati tempat yang tinggi, maka bacalah takbir: Allahu Akbar.
i-Jikalau Anda bertemu dengan seseorang atau sekelompok manusia yang menakutkan, maka bacalah doa ini:
 اللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِهِمْ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِمْ
“Ya Allah, kami menempatkan-Mu di kerongkongan mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari kejahatan mereka.”
j-Berdoalah untuk kebaikan dunia dan akhirat Anda selama perjalanan, karena doa orang yang sedang safar itu Mustajab di sisi Allah Swt. Rasulullah Saw bersabda:
“Ada tiga doa mustajab yang tidak dikeragui: Doa orang yang dizhalimi, doa musafir, dan doa bapak terhadap anaknya.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
k-Jikalau Anda mau menempati suatu tempat atau penginapan, maka bacalah:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Saya berlindung dengan kalimat Allah Swt yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya.”
Dan jikalau malam menjelang, maka bacalah:
يَا أَرْضَ رَبِّي وَرَبُّكِ اللهُ, إِنِّي أَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّكِ وَشَرِّ مَا فِيْكِ, وَشَرِّ مَا خُلِقَ فِيْكَ, وَشَرِّ مَا يَدِبُّ عَلَيْكِ, وَأَعُوْذُ بِكِ مِنْ شَرِّ أَسَدٍ وَأَسْوَدَ, مِنْ حَيَّةٍ وَعَقْرَبَ, وَمِنْ سَاكِنِي الْبَلَدِ, وَمِنْ وَالِدٍ وَمَا وَلَدَ
“Wahai bumi Rabb, dan Rabbmu adalah Allah Swt. Saya berlindung kepada-Nya dari kejahatanmu dan kejahatan apa saja yang ada di dalam tubuhmu, kejahatan apa yang diciptakan di dalam perutmu, kejahatan apa saja yang melata di atasmu, saya berlindung dari singa dan binatang hitam, dari ular, kalajengking dan penduduk negeri, serta dari bapak dan apa yang dilahirkannya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
l-Jikalau Anda takut dengan kesendirian, maka bacalah doa berikut ini:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ القُّدًّوْسِ رَبِّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ, جُلِّلَتِ السَّمَاوَاتُ بِالْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوْتِ
“Maha Suci Zat yang Maha Kuasa dan Maha Suci, Tuhan para Malaikat dan ruh, yang menerangi lagit dengan keagungan dan keperkasaan.”
m-Jikalau Anda tidur di awal, maka bentangkanlah tangan Anda di atas tanah atau alas tidur Anda. Namun jikalau Anda tidur di akhir malam, maka tegakkan tangan Anda dan tidurlah di atas telapak tangan Anda. Tujuannya, agar Anda tidak tidur kebablasan dan terlambat mengerjakan shalat Subuh.
n-Jikalau Anda memasuki suatu kota atau wilayah, maka bacalah doa berikut ini:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لَنَا بِهَا قَرَارًا, وَارْزُقْنَا فِيْهَا رِزْقًا حَلَالًا, اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الْمَدِيْنَةِ وَخْيرِ مَا فِيْهَا, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
“Ya Allah, jadikan kami menetap disini, dan karuniakanlah kepada kami rezki yang halal disini. Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan negeri ini dan kebaikan yang ada di dalamnya, dan saya berlindung kepada-Mu kejahatannya dan kejahatan yang ada di dalamnya.” [Wirid dalam Kanz Al-Mal]
o-Jikalau Anda sudah selesai menunaikan tujuan perjalanan, maka segeralah kembali kepada keluarga Anda, karena pada hakikatnya perjalanan itu adalah bagian dari azab, yang menyebabkan kehilangan banyak hal dan kesenangan, seperti kekurangan makan, minum, capek dan sebagainya.
p-Jikalau Anda sudah berangkat pulang, maka bacalah:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
“Kembali kepada Allah Swt, bertaubat kepada-Nya, menyembah Rabb kami dan memuji-Nya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
q-Janganlah mengetuk pintu secara tiba-tiba. Beritahulah keluarga Anda mengenai kedatangan Anda, agar mereka bisa mempersiapkan diri dan mempersiapkan segalanya; apalagi sekarang sudah ada alat komukasi yang canggih.
r-Jikalau Anda seorang perempuan, maka janganlah melakukan suatu perjalanan yang berdurasi sehari-semalam, kecuali ada mahramnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah Swt dan hari akhir, melakukan perjalanan sehari-semalam kecuali bersama mahramnya.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
Pembahasan Kedua Belas: Adab Berpakaian
Memakai pakaian adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim, membedakannya dari binatang yang tidak memiliki rasa malu sedikitpun, menjaganya dari berbagai jenis penyakit, dan sebagainya. Dalam Al-Quran, Anda akan mendapatkan berbagai ayat yang memerintahkannya, di antaranya:
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) Mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” [Al-A’raf: 31]
Ada beberapa adab yang harus Anda perhatikan ketika berpakaian:
1)Jikalau Anda seorang laki-laki, jangan pernah memakai sutera sekalipun. Rasulullah Saw bersabda:
“Janganlah memakai sutera. Barangsiapa yang memakainya di dunia, maka ia tidak akan memakainya lagi di akhirat.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
2)Jangan memanjangkan pakaian Anda di bawah mata kaki, baik celana, sarung dan sebagainya. Namun jikalau Anda perempuan, maka hukumnya tidak ada apa-apa. Rasulullah Saw bersabda:
“Sarung yang berada di bawah kedua mata kaki berada di neraka.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
3)Hendaklah Anda lebih mengutamakan pakaian putih, karena itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Namun bukan berarti Anda tidak boleh memakai pakaian berwarna lainnya. Rasulullah Saw bersabda:
“Pakailah pakaian putih, karena lebih lebih suci dan lebih bagus, serta kafankanlah mayat kalian dengannya.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
4)Jikalau Anda perempuan, maka hendaklah pakaian Anda menutup kedua kaki Anda. Kemudian pakailah jilbab atau pakaian yang akan menutup kepala Anda, leher Anda dan bagian-bagian lainnya yang harus ditutup. Allah Swt berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” [Al-Ahzab: 59]
5)Jangan memakai cincin emas. Rasulullah Saw bersabda:
“Diharamkan memakai sutera dan emas bagi laki-laki dari kalangan umatku, dan dihalalkan bagi para wanitanya.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
6)Dan jikalau Anda ingin memakai cincin, maka tidak apa-apa jikalau Anda memakai cincin perak dan mengukirnya dengan nama Anda atau tulisan tertentu, karena Rasulullah Saw juga melakukan hal yang sama.
7)Jikalau Anda memakai sandal, maka jangan memakai sebelahnya saja. Bagaimanapun Anda harus memakai kedua belahnya; sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Janganlah salah seorang di antara kalian berjalan dengan satu sandal. Hendaklah ia melepaskan keduanya, atau memakai keduanya.” [Diriwayatkan oleh Muslim][
8)Janganlah seorang muslim memakai pakaian muslimah, dan seorang muslimah memakai pakaian muslim, karena itu bertentangan dengan sabda Rasulullah Saw:
“Allah Swt melaknat laki-laki yang keperempuanan, dan perempuan yang kelaki-lakian.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
9)Jikalau Anda memakai sandal, maka mulailah dari yang kanan. Dan jikalau Anda melepaskannya, maka mulailah dari yang kiri. Rasulullah Saw bersabda:
“Rasulullah Saw menyukai berkanan-kananan dalam segala urusannya, baik memakai sandal, berjalan dan bersuci.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
10)Jikalau Anda memakai pakaian baru, atau sandal baru, maka bacalah doa:
اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ, أَسْأَلُكَ خَيْرَهُ, وَخَيْرَ مَا صُنِعَ لَهُ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ
“Ya Allah, bagi-Mu segala pujian, Engkaulah yang telah memakaikanku pakaian, saya memohonkan kebaikannya kepada-Mu dan kebaikan yang ditetapkan baginya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan yang ditetapkan baginya.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
Pembahasan Ketiga Belas: Adab yang Berkaitan dengan Fithrah
Ada beberapa adab yang berkaitan dengan fithrah yang harus Anda jaga, dan semuanya terangkum dalam sabda Rasulullah Saw:
“Ada lima jenis fithrah: Istihdad, Khitan, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku.” [Diriwayatkan oleh At-Turmudzi]
1)Istihdad, yaitu memotong rambut kemaluan. Bisa dengan silet, pisau dan benda-benda tajam lainnya; asal tidak membahayakan diri Anda sendiri.
2)Khitan, yaitu memotong kulit yang menutupi bagian kepala zakar. Sebenarnya, ini disunnahkan pada hari ketujuh kelahiran, karena pada saat itulah beliau mengkhitan Hasan dan Husain. Dan jikalau tidak mampu melakukannya pada waktu itu, maka tidak apa-apa mengakhirkannya, karena Nabi Ibrahim Alahissalam berkhitan pada usia 40 tahun.
3)Mencukup kumis. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw:
“Cukuplah kumis dan biarkanlah jenggor, serta selisihilah orang-orang Majusi.” [Diriwayatkan oleh Muslim]
4-Mencabut bulu ketiak. Namun jikalau Anda tidak bisa mencabutnya, maka tidak masalah mencukurnya.
5-Memotong kuku. Disunnahkan memulainya dari tangan kanan, kemudian tangan kiri, kemudian kaki kanan dan kaki kiri.
Pembahasan Keempat Belas: Adab Tidur
Dalam Islam, waktu itu sudah dibagi sesuai ketentuan Allah Swt. Ada waktu siang untuk bekerja, dan ada waktu malam untuk tidur dan istirahat. Bahkan, tidur itu sendiri adalah nikmat besar yang harus Anda syukuri. Berapa banyak orang kaya berlimpahan harta yang menginginkan tidur nyenyak di malam hari, namun tidak kunjung mampu mendapatkannya. Allah Swt berfirman:
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.” [Al-Qashash: 73]
Dan beberapa adab tidur yang harus Anda jaga dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1)Janganlah tidur terlalu larut malam, kecuali Anda ada keperluan penting, seperti belajar, menuntut ilmu, musyawarah dan sebagainya.
2)Sebelum menghampiri tempat tidur, berwudhu’lah terlebih dahulu. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau engkau menghampiri tempat tidurnya, maka berwudhu’lah layaknya wudhu’ untuk shalat.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]
3)Jikalau Anda tidur, maka hendaklah bertumpu dengan bagian kanan badan Anda dan berbantalkanlah dengan tangan kanan Anda. jikalau posisinya berubah ketika tidur, maka itu bukanlah sebuah masalah. Rasulullah Saw bersabda:
“Jikalau engkau menghampiri tempat tidurmu, maka berwudhu’lah layaknya wudhu’ untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan sisi kanan badanmu.” [Diriwayatkan oleh Abu Daud]
4)Janganlah tertidur dengan telengkup, karena Rasulullah Saw melarang hal tersebut dalam sabdanya:
“Itu adalah bentuk berbaring yang tidak disukai oleh Allah Swt.” [Diriwayatkan oleh Al-Hakim]
5)Bacalah zikir-zikir berikut ini ketika mau tidur
Pertama: Subhanallah, Walhamdulillah, Allahu Akbar, masing-masingnya sebanyak tiga puluh kali. Kemudian ucapkanlah: La Ilaha Illallah Wahdahu La Syarika Lah, Lahul Mulku Wa Lahul Hamdu, Wa Huwa ‘Ala Kulli Syai-in Qadir.
Kedua: Bacalah Al-Fatihah, kemudian awal surat Al-Baqarah sampai ayat 5, ayat kursy dan penutup surat Al-Baqarah, yaitu dari 284-286.
Ketiga: Setelah itu, bacalah doa berikut ini:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِاسْمِكَ أَرْفَعُهُ, اللَّهُمَّ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِي فَاغْفِرْلَهَا, وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادَكَ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ, وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ, وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ, أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ, آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَنَبِيَّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَاغْفِرْلِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ, وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ, وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي, أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
“Dengan nama-Mu ya Allah saya berbaring, dan dengan nama-Mu saya mengangkatnya. Ya Allah, jikalau Engkau menahan jiwaku, maka ampunilah. Dan jikalau Engkau melepaskannya, maka jagalah sebagaimana Engkau menjaga para hamba-Mu yang shaleh. Ya Allah, saya menyerahkan jiwaku kepada-Mu, menyerahkan urusanku kepada-Mu, membalikkan punggungku kepada-Mu, memohon ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu, beriman dengan kitab yang Engkau turunkan, Nabi yang Engkau utus, maka ampunilah dosaku yang terdahulu dan sekarang, yang tersembunyi dan nyata. Engkau lebih mengetahuinya dariku. Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terakhir, tiada Tuhan melainkan diri-Mu. Ya Rabbku, jagalah diriku dari azab-Mu ketika Engkau membangkitkan para hamba-Mu.” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari]