Ketika perang Uhud selesai para kaum Quraisy Merasa menang
dan kegirangan atas kalahnya pasukan muslimin. Mereka berpesta dengan merusak
mayat-mayat kaum muslimin yang tewas dalam pertempuran, dengan cara yang sangat
keji. Perut mayat-mayat itu mereka belah, matanya dicongkel, telinga dan hidung
mereka dipotong.
Bahkan ada
seorang di antara mereka tidak puas dengan cara seperti itu. Hidung dan telinga
mayat-mayat itu dibuatnya menjadi kalung, lalu dipakai, untuk membalaskan
dendam bapak, saudara, atau paman mereka yang terbunuh dalam Perang Badar.
Ketika itu
Sulafah binti Sa’ad menunggu kabar keluarganya. Hatinya guncang dan gelisah
menunggu kemunculan suami dan ketiga anaknya. Dia berdiri bersama
kawan-kawannya yang sedang dimabuk kemenangan. Setelah lama menunggu dengan
sia-sia, akhirnya dia masuk ke lapangan pertempuran, sampai jauh ke dalam.
Diperiksanya satu per satu wajah mayat-mayat yang bergelimpangan.
Tiba-tiba dia menemukan mayat
suaminya terbaring berlumuran darah. Dengan pandangan hampa, dilayangkannya
pandangan ke segala arah, mencari anak-anaknya. Tak berapa lama, didapatinya
Musafi dan Kilab pun telah tewas. Sedangkan Julas masih hidup, dengan sisa-sisa
napasnya.
Dipeluknya tubuh anaknya yang dalam
keadaan sekarat itu. Kemudian kepala anaknya itu dia taruh dipahanya,
dibersihkannya darah pada kening dan mulut anak itu. Air matanya terkuras oleh
penderitaan yang hebat yang dialaminya hari itu. “Siapa lawan yang telah
melukaimu, Nak?” Sulafah bertanya sambil mengguncang kepala anaknya. “Siapa?”
Di sela-sela napasnya yang
tersengal-sengal, Julas masih mampu menyebut nama, “Ashim bin Tsabit. Dia pula
yang membunuh Ayah dan…”Belum habis dia bicara, napasnya telah putus, nyawanya
telah dicabut malaikat maut.
Ibu tiga anak itu menangis
sekeras-kerasnya. Kemudian, dari mulutnya terlontar sumpah, demi Lata dan Uzza,
tidak akan makan dan menghapus air mata, kecuali bila orang Quraisy membalaskan
dendamnya terhadap ‘Ashim bin Tsabit, dan memberikan batok kepalanya untuk
dijadikan mangkuk tempat minum khamar. Ia
menjanjikan seratus ekor unta kepada siapa saja yang bisa membawakan kepala
Ashim kepadanya.
Hingga suatu hari Rasulullah
di Madinah memilih 10 orang sahabat untuk melaksanakan suatu tugas penting di
Makkah, dan mengangkat ‘Ashim sebagai pemimpinnya. 10 orang pilihan ini
kemudian berangkat melaksanakan tugas yang dibebankan Rasulullah kepada mereka. Di antara Osfan dan Makkah,
kedatangan mereka diketahui oleh bani Lahyan, mereka mengerahkan 100 orang
pemanah ulung untuk mengepung 10 orang sahabat ini yang bersembunyi di sebuah
bukit.
Orang-orang kafir itu berkata,
"Kami tidak ingin menumpahkan darah kalian di tanah kami, kami hanya ingin
membawa kalian ke Makkah untuk ditukar dengan harta. Ikutlah bersama kami, kami
tidak akan membunuh kalian."
Ashim sebagai pimpinan memberi
semangat pada teman-temannya, "Tidak diragukan lagi, orang-orang ini telah
mengkhianati kita, janganlah kalian lemah, ketahuilah bahwa kesyahidan adalah
ghanimah, Allah yang kita cinta bersama kita, dan para bidadari menunggu kita
di surga."
Kemudian ia menghambur maju menyerbu
musuh dengan lembingnya. Ketika lembingnya patah, ia ganti menyerang dengan
pedangnya. Tetapi keadaan yang sangat tidak seimbang membuat dirinya roboh
penuh luka. Tetapi sebelum kesyahidan menjemputnya, ia berdoa dengan nafas
terputus-putus, "Ya Allah, sampaikanlah berita kami kepada Rasulullah SAW,
Ya Allah, aku telah mengorbankan diri di jalanMu yang benar, selamatkanlah
kepalaku dari tangan-tangan kotor orang kafir itu."
Sebelumnya Ashim memang telah
mendengar “sayembara” yang diadakan oleh Sulafah untuk memperoleh kepalanya.
Dan Allah mengabulkan doa Ashim ini, Allah memberitahu Nabi SAW tentang keadaan
Ashim, melalui doanya. Allah
juga mengirimkan sekelompok lebah mengerubuti tubuh Ashim, sehingga mereka
tidak bisa menyentuh jasadnya apalagi memenggal kepalanya, mereka berharap akan
bisa melakukan malam atau esok harinya setelah lebah-lebah itu menyingkir.
Tetapi malam harinya Allah mengirimkan hujan deras yang menimbulkan banjir,
sehingga jasad Ashim hanyut terbawa dan tidak bisa ditemukan oleh orang-orang
kafir tersebut.
Allahu
Akbar !!
Sumber: http://sobecan.blogspot.co.id/2015/06/inilah-kisah-sahabat-nabi-yang-jasadnya.html
0 komentar:
Posting Komentar