Ali bin Abi Thalib adalah sepupu
Nabi Muhammad SAW. Karena ia adalah anak dari paman yang selalu membelanya
dalam mendakwahkan agama Islam dimekkah (Abi Thalib). Ali juga menantu
Rasulullah SAW. Beliau dinikahkan dengan putri Kesayangan Nabi Yang bernama
Fatimah Az Zahra RA. Beliau memiliki keistimewaan yang luar biasa dalam sirah
kehidupannya. Dia memiliki banyak keutamaan dan karomah. Namun Kali ini hanya
beberapa kisah saja yang dapat kami disajikan. Semoga Ini dapat Menambah
Keimanan Kita Kepada Allah SWT.
Kisah Pertama
Imam Fakhrurrazi
menuliskan dalam kitabnya bahwa seorang budak kulit hitam mencuri milik
seseorang. Budak tersebut pengikut setia Ali Bin Abi Thalib RA. Ketika diseret
dihadapan Ali, Ali bertanya "Benarkah Engkau mencuri?" la menjawab,
"Ya," maka Ali memotong tangannya. Budak itu berlalu dari hadapan Ali
, kemudian berjumpa dengan Salman al-Farisi dan Ibnu al-Kawwa'. Ibnu al-Kawwa'
bertanya, "Siapa yang telah memotong tanganmu?" Ia menjawab,
"Amirul mukminin, pemimpin besar umat muslim, menantu Rasullah, dan suami
Fatimah." Ibnu al-Kawwa' bertanya, "la telah memotong tanganmu dan
kamu masih juga memujinya?" Budak itu menjawab, "Mengapa aku tidak
memujinya? Ia memotong tanganku sesuai dengan kebenaran dan berarti
membebaskanku dari neraka."
Salman mendengarkan penuturan budak itu, lalu menceritakannya
kepada Ali. Selanjutnya Ali memanggil budak hitam itu, lalu meletakkan tangan
yang telah dipotong di bawah lengannya, dan menutupnya dengan selendang,
kemudian Ali memanjatkan doa. Orang-orang yang ada di sana tiba-tiba mendengar
seruan dari langit, "Angkat selendang itu dari tangannya!" Ketika
selendang itu diangkat, tangan budak hitam itu tersambung kembali dengan izin
Allah. Bahkan tangan yang terpotong tersebut tampak lebih sempurna dari sebelumnya
Kisah ke-2
Siad bin Musayyab
menceritakan bahwa ia dan para sahabat menziarahi makam-makam di Madinah
bersama Ali . Ali lalu berseru, "Wahai para penghuni kubur, semoga dan
rahmat dari Allah senantiasa tercurah kepada kalian, beritahukanlah keadaan
kalian kepada kami atau kami akan memberitahukan keadaan kami kepada
kalian." Lalu terdengar jawaban, "Semoga keselamatan, rahmat, dan
berkah dari Allah senantiasa tercurah untukmu, wahai amirul mukminin. Kabarkan
kepada kami tentang hal-hal yang terjadi sepeninggal kami." All berkata,
"Istri-istri kalian sudah menikah lagi, kekayaan kalian sudah dibagi,
anak-anak kalian berkumpul dalam kelompok anak-anak yatim, bangunan-bangunan
yang kalian dirikan sudah ditempati musuh-musuh kalian. Inilah kabar dari kami,
lalu bagaimana kabar kalian?" Salah satu mayat menjawab, "Kain kafan
telah koyak, rambut telah rontok, kulit mengelupas, biji mata terlepas di atas
pipi, hidung mengalirkan darah dan nanah. Kami mendapatkan pahala atas kebaikan
yang kami lakukan dan mendapatkan kerugian atas kewajiban yang yang kami
tinggalkan. Kami bertanggung jawab atas perbuatan kami." (Riwayat
Al-Baihaqi)
Kisah Ke-3
Dalam kitab
Al-Tabaqat, Taj al-Subki meriwayatkan bahwa pada suatu malam, Ali dan kedua
anaknya berada didekat Ka’bah, Hasan dan Husein r.a. mendengar seseorang
bersyair:
Hai Zat yang mengabulkan doa orang yang terhimpit kezaliman…
Wahai Zat yang menghilangkan
penderitaan, bencana, dan sakit …
Utusan-Mu tertidur di rumah
Rasulullah sedang orang-orang kafir mengepungnya…
Dan Engkau Yang Maha Hidup
lagi Maha Tegak tidak pernah tidur…
Dengan kemurahan-Mu,
ampunilah dosa-dosaku…
Wahai Zat tempat berharap
makhluk di Masjidil Haram…
Kalau ampunan-Mu tidak bisa
diharapkan oleh orang yang bersalah…
Siapa yang akan
menganugerahi nikmat kepada orang-orang yang durhaka.
Ali lalu menyuruh putranya mencari
si pelantun syair itu. Pelantun syair itu datang menghadap Ali seraya berkata,
"Aku, ya Amirul mukminin!" Laki-laki itu menghadap sambil menyeret
sebelah kanan tubuhnya, lalu berhenti di hadapan Ali. Ali bertanya, "Aku
telah mendengar syairmu, apa yang menimpamu?" Laki-laki itu menjawab,
"Dulu aku sibuk memainkan alat musik dan melakukan kemaksiatan, padahal
ayahku sudah menasihatiku bahwa Allah memiliki kekuasaan dan siksaan yang pasti
akan menimpa orang-orang zalim. Karena ayah terus-menerus menasihati, aku
memukulnya.
Karenanya, ayahku
bersumpah akan mendoakan keburukan untukku, lalu ia pergi ke Mekkah untuk
memohon pertolongan Allah. Ia berdoa, belum selesai ia berdoa, tubuh sebelah
kananku tiba-tiba lumpuh. Aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan, maka
aku meminta belas kasihan dan ridha ayahku. Lalu ia pun berjanji memohonkan
Ampunan Allah untukku. Beliau pun memaafkanku. Ketika beliau bersiap hendak
pergi kemekah lagi, aku menyiapkan kendaraan untuk dinaikinya. Akan tetapi
ditengah perjalanan beliau terjatuh dari punggung untanya dan terantuk dibatu.
Ayahku pun Meninggal ditempat itu. “
Ali lalu berkata,
"Allah akan meridhaimu, Jika ayahmu meridhaimu." Laki-laki itu
menjawab, "Demi Allah, demikianlah yang terjadi." Kemudian Ali
berdiri, shalat beberapa rakaat, dan berdoa kepada Allah dengan pelan, kemudian
berkata, "Hai orang yang diberkahi, bangkitlah!" Laki-laki itu berdiri,
berjalan, dan kembali sehat seperti sedia kala. Ali berkata, "Jika engkau
tidak bersumpah bahwa ayahmu akan meridhaimu, maka aku tidak akan mendoakan
kebaikan untukmu."
Kisah Ke-4
Kisah lainnya
menceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw menyuruh Abu Dzar memanggil Ali. Sesampai
di rumah Ali, Abu Dzar melihat alat penggiling sedang menggiling gandum
sendiri, padahal tidak ada seorang pun di sana. Kemudian Abu Dzar menceritakan
hal tersebut kepada Nabi Saw Beliau berkata, "Hai Abu Dzar! Tahukah kau
bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat yang berjalan-jalan di bumi dan mereka
diperintahkan untuk membantu keluarga Nabi Muhammad Saw." (kitab Is`af
al-Raghibin)
0 komentar:
Posting Komentar